JAVAFX – Harga emas terpeleset ke bawah level $1200 lagi pada perdagangan siang hingga sore hari ini pengaruh krisis Turki kembali muncul di saat aksi boikot Turki kurang mendapatkan dukungan pasar.
Sisi jual emas muncul sejak akhir pekan lalu di saat krisis Turki merebak dan membuat pasar keuangan dunia sedikit guncang di mana mata uang Turki Lira turun tajam dan membuat mata uang non dolar AS juga mengalami aksi jual yang cukup besar menghadapi tekanan greenback, sebagai bentuk kekhawatiran investor terhadap masa depan Turki yang terancam bisa gagal bayar di sistem keuangan negaranya.
Turki memang bukan negara dengan ekonomi kuat dan berpengaruh di dunia, namun investor sedang khawatir dengan pergolakan perdagangan di Turki yang bisa membawa dampak sistemik ke beberapa kawasan khususnya di wilayah Eropa. Bahkan krisis Turki selain membuat mata uangnya, Lira yang turun tajam, juga membuat terkoreksi lebih dari 45% sejak awal tahun ini, bahkan awal pekan lalu untuk pertama kalinya di tahun ini, harga emas tercatat berada di level terendahnya sepanjang 17 bulan terakhir dan sempat diperdagangkan di bawah level psikologis $1200 per troy ounce. Dan rupanya siang ini kondisi ini terulang kembali.
Aksi boikot Presiden Turki Reccip Erdogan dengqn seruan boikot produk elektronik asal AS, rupanyq tidak direspon positif pasar, bahkan pasar makin menekan Lira dan mata uang utama dunia lainnya dengan lanjutan tekanan dari greenback, sehingga emas terkoreksi juga.
Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $6,10 atau 0,51% di level $1994,60 per troy ounce. Dan harga perak juga bergerak masih positif pada siang ini, sebagai bentuk aksi beli kembali yang terjadi pasca pelemahan yang ada di perdagangan sebelumnya.
Sebelumnya, seperti kita ketahui bahwa beberapa waktu lalu harga emas seringkali diakhiri dengan kondisi yang melemah, sebagai dampak dari memanasnya perang dagang dan rencana akan naiknya suku bunga AS.
Situasi perang dagang yang memanas, memang sering kali menguntungkan sisi jual emas di mana dengan kenaikan tarif maka harga barang akan naik pula, dan itu artinya inflasi AS akan naik. Sejalan dengan keinginan the Fed yang senang menaikkan suku bunganya, maka naiknya inflasi justru akan sangat mendukung fokus kerja the Fed tersebut, yaitu naiknya suku bunga. Mendengar suku bunga naik maka harga emas akan terkoreksi atau terkontraksi.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi