JAVAFX – Harga emas terbata-bata di akhir pekan perdagangan sore ini karena menantikan data pertumbuhan ekonomi AS yang terlihat akan membaik.
Setelah semalam harga emas sendiri terbatas kenaikannya karena juga data pesanan barang AS yang terbaik sejak 13 tahun lalu mengindikasikan bahwa belanja konsumen dan ketatnya tenaga kerja AS masih akan memberikan kesempatan bagi suku bunga the Fed untuk tetap pada jalur kenaikannya.
Sebetulnya beberapa waktu lalu kondisi safe haven emas lebih banyak dipengaruhi kondisi non-ekonomi AS yaitu masalah politik Trump ataupun kondisi geopolitik seperti ketegangan di Korea Utara seperti beberapa bulan lalu.
Namun rencana kerja the Fed kali ini yang bernada dovish, membuat investor sangat nyaman dengan kondisi safe haven tersebut.
Faktor menanti data pertumbuhan ekonomi AS tersebut membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah tipis $1,20 atau 0,09% di level $1265,30 per troy ounce.
Untuk harga perak kontrak September di Comex untuk sementara bergerak melemah tipis $0,01 atau 0,08% di level $16,56 per troy ounce.
Pergerakan tipis dari logam mulia ini merupakan bentuk aksi jual beli yang tipis dan kekhawatiran tingkat tinggi dari investor emas setelah pergerakan sebelumnya yang tertahan penguatannya akibat data pesanan barang AS yang tertinggi sejak 13 tahun lalu, sehingga investor bimbang apakah emas yang pada perdagangan sebelum-sebelumnya makin menjauh dari level terendah di 4 bulan yaitu di level $1200an dan segera mendekati level psikologis di bulan lalu pada level $1290an bisa dipertahankan nanti malam.
Faktor meredupnya akselerasi ekonomi AS khususnya inflasi mengharuskan the Fed menjual beberapa surat hutangnya untuk mengurang defisit neracanya.
Rencananya mulai September the Fed akan mulai menjual $10 milyar surat hutangnya perbulannya, dan selanjutnya per 3 bulan akan menjual $50 t-Bills nya.
Kesemuanya itu juga tergantung dengan agenda fiskal Trump. Bila berjalan agenda Trump tersebut maka makin mudah defisit the Fed untuk dipersempit, dan fokus suku bunga naik juga akan makin terbuka lebar pula.
Pasar membaca bahwa suku bunga the Fed paling cepat akan naik di akhir tahun ini dan itupun masih menjadi tanda tanya besar karena perkembangan suku bunga the Fed yang akan naik di akhir tahun ini kurang dari 40% untuk kesempatan naik, jadi dimungkinkan bahwa Fed fund rate di tahun ini tidak berubah.
Seperti kita ketahui bila investor mendengarkan kata kenaikan suku bunga, khususnya suku bunga the Fed atau ban sentral utama dunia lainnya seperti ECB, maka itu berarti kabar buruk bagi harga emas, karena investasi emas akan mengalami situasi yang kurang begitu menguntungkan untuk jangka pendek dibandingkan investasi di pasar uang semisal investasi obligasi atau surat hutang.
Beberapa data ekonomi dari Jepang dan China yang membaik tadi pagi juga belum berhasil mendongkrak lagi harga emas, karena nampak faktor pertumbuhan ekonomi AS masih terus mengganggu rasa positif tersebut.
Bila GDP AS berada di angka 2,5% maka sudah tentu emas akan drop lagi, namun ketika angka pertumbuhan AS melamban atau dibawah angka tersebut diatas, maka emas bisa rally lagi, apalagi sentimen Michigan juga memburuk.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg
Sumber gambar: Qatar Day