Harga Emas Tampaknya Masih Dalam Tekanan Jual

0
91

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Kamis(8/3/2018), harga emas tampaknya masih dalam tekanan jual pada perdagangan hari ini dengan harapan ada pengaruh usulan naiknya tarif impor Trump yang makin menggelora dan data-data ekonomi AS di hari ini yang makin membaik.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback sedikit memberikan tekanan kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $9,00 atau 0,67% di level $1326,20 per troy ounce.

Sebelumnya nilai dolar AS terus merosot sejak akhir pekan lalu karena pernyataan dari Presiden Trump yang menguji pasar dengan usulan kebijakan fiskal yang baru berupa kenaikan tarif impor baja dan alumunium masing-masing 25% dan 10%. Reaksi pasar kala itu tentunya negatif bagi dolar AS serta membuat pasar saham dunia tumbang sehingga menimbulkan aksi safe haven yen dan emas.

Apalagi penasehat ekonomi Gedung Putih yang juga merupakan motor penggerak kebijakan pemotongan pajak, Gary Cohn tidak menyetujui langkah Trump tersebut sehingga mengundurkan diri. Pasar sempat berkecamuk dengan sisi lepas dolar AS dan rengkuh emas yang marak.

Namun sepertinya usulan tarif tersebut hanyalah taktik menekan Kanada dan Meksiko agar tunduk dengan keinginan AS dalam perundingan NAFTA dengan menyatakan bahwa Kanada dan Meksiko kemungkinan besar tidak dikenakan tarif baru tersebut, di mana kedua negara tersebut merupakan pengimpor terbesar buat AS dan mempunyai alasan keamanan nasional. Semalam Bank of Canada pun juga pusing memikirkan usulan tarif tersebut bila Kanada dikenakan tarif baru.

Permasalahan politik di Korea tampaknya akan menjadi poin utama pergerakan yang bagus buat dolar AS karena Korea Utara sepertinya ingin mulai berdamai dengan Trump agar denuklirisasi segera berjalan. Tentunya kondisi seperti ini tidak akan memunculkan aksi safe haven.

Beberapa data penting AS hari ini memang tidak begitu bisa menggerakkan pasar, namun sedikit bocoran dari Beige Book yang merupakan panduan dari FOMC meeting 2 pekan lagi, mengisyaratkan bahwa kondisi ekonomi AS memang sedang memanas, sehingga dibutuhkan pendinginan dengan cara kenaikan suku bunganya. Menurut Beige book bahwa kinerja dan produktivitas ekonomi AS bisa memberi langkah inflasi yang makin meninggi. Inilah yang bisa membatasi gerak emas untuk menguat menjauhi level terendah 3 pekannya.

Hari ini dari Uni Eropa ada penentuan suku bunga. Sepertinya langkah ECB ,asih sama dengan langkah BoC semalam yang sama-sama tidak merubah kebijakan suku bunganya. Pasar akan menantikan apakah ada kejutan dari Mario Draghi dalam sesi tanya jawab sesaat setelah ECB meeting berlangsung.

Pasar ingin mengetahui langkah dari bank sentral pasar tunggal Eropa tersebut, apakah mempercepat melakukan normalisasi kebijakan moneternya, ataukah masih menahan paket stimulusnya hingga September tahun ini. Bila masih menahan paket stimulusnya, maka ada perhatian bagi dolar AS untuk terus melanjutkan periode positif sehari jelang rilisnya data nonfarm payroll.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters