Harga emas sedikit berubah pada akhir sesi perdagangan Kamis kemarin, bahkan memperpanjang penurunan beruntun baru-baru ini selama sesi perdagangan Asia-Pasifik hari Jumat (17/02/2023). Emas, sebagai anti-fiat sekarang akan tenggelam lebih dari 2 % minggu ini. Faktanya, terjadi penurunan sebesar 5,25% sejauh ini di bulan Februari sehingga akan menjadi bulan terburuk sejak Juni 2021.
Minggu ini khususnya, harga telah goyah sejak laporan inflasi AS di hari Selasa. Untuk bulan Januari, para pasar melihat data IHK yang naik tidak terduga, membuka pintu bagi Federal Reserve untuk tetap bersikap hawkish. Alasan mengapa hal ini penting adalah karena pasar telah perlahan-lahan melepaskan ekspektasi dari poros penurunan suku bunga menjelang akhir tahun ini.
Pada hari Kamis, risk off melanda Wall Street. Sementara dua eksekutif Fed, Loretta Mester dan James Bullard yang masing-masing sebagai presiden cabang Cleveland dan St. Louis, menyatakan keterbukannya untuk putaran lain kenaikan suku bunga 50 basis poin. Akibatnya, pasar terus menjual imbal hasil Treasury karena harga obligasi turun dan imbal hasil naik. Untuk tenor 10 tahun, yieldnya telah menembus level teknis penting dan menghadapi resistensi.
Dalam perdagangan di sesi AS malam ini, tidak banyak kalender ekonomi utama. Presiden Federal Reserve Bank of Richmond Thomas Barkin akan berpidato pada pukul 20:30 WIB. Jika dia mengulangi retorika hawkish serupa dari pembuat kebijakan lain, emas bisa mengalami hari volatilitas yang cukup karena pasar terus menyesuaikan diri dengan kenyataan yang coba diproyeksikan oleh bank sentral.
Secara teknis, XAU/USD terus menurun setelah mengonfirmasi penembusan di bawah Simple Moving Averages (SMA) 20 dan 50 hari. Hal itu menyiapkan harga untuk penurunan lebih lanjut karena level retracement Fibonacci 38,2% di 1828 sedang diuji. Jatuh di bawah yang terakhir mengekspos titik tengah di 1787. Jika tidak, giliran yang lebih tinggi memiliki support langsung sebagai SMA 50-hari.
