JAVAFX – Analisa fundamental di hari Jumat(29/9/2017), harga emas sepertinya sulit untuk menguat dan membalas kekalahannya pada perdagangan hari ini karena unsur akan naiknya suku bunga the Fed serta reformasi pajak AS membuatnya terus menjauhi level psikologis $1300 pertroy ounce sehingga harapannya akhir pekan ini data sentimen Michigan memburuk dan situasi geopolitik Korea kembali memanas serta membuat risk appetite kalah oleh safe haven.
Selasa lalu Janet Yellen menyatakan bahwa tidak bijak menahan suku bunga rendah dikala inflasi sekarang ini karena dapat membuat ekonomi AS memanas. Beberapa pejabat the Fed seperti Esther George, Eric Rosengren dan Stanley Fischer juga mengamini pernyataan Yellen bahwa tidak bijaksana the Fed menahan suku bunga rendahnya disaat ekonomi AS sedang tumbuh untuk memanas.
Namun setidaknya ucapan Yellen ini ampuh untuk menggiring opini bahwa suku bunga memang harus naik. Kami menilai bahwa dengan laju inflasi sekitar 1,4%, memang seharusnya suku bunga diatas level tersebut. Sedangkan Fed rate sekarang di antara 1% hingga 1,25%, dan pertumbuhan atau PDB sudah di 3,1%. Tentu ini membuat kemampuan bank sentralnya cukup berat menahan gejolak panasnya ekonomi AS bila suku bunga terus ditahan di level rendah.
Apalagi sebentar lagi reformasi pajak AS yang baru akan dilaksanakan, dimana menurut tim riset kami bahwa kondisi tersebut bisa mendorong PDB AS di kisaran 3,5% hingga 4,2% dalam waktu dekat serta membawa inflasi meningkat pesat di kisaran 1,7% hingga 2,1%. Tentu layak untuk ditelaah bahwa greenback masih cukup nyaman untuk menekan mata uang utama dunia lainnya sekaligus menekan emas pada perdagangan akhir pekan, akhir bulan dan akhir kuartal ketiga ini.
Faktor reformasi pajak dan pernyataan Yellen tersebut membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $2,10 atau 0,16% di level $1289,90 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup menguat $0,07 atau 0,43% di level $16,90 pertroy ounce.
Pertentangan antara safe haven dengan risk appetite masih akan terjadi yang diperkirakan akan terjadi hingga data nonfarm payroll dirilis pada pekan depan. Safe haven berarti mencari investasi yang lebih aman dan mempunyai imbal hasil lebih rendah, dalam hal ini suku bunga bank sentral yang lebih rendah dan juga mencari komoditi logam seperti emas karena panasnya geopolitik Korea yang baisanya terjadi di akhir pekan, dapat membawa efek lambannya laju ekonomi dan inflasi di seluruh dunia, sehingga seperti emas yang merupakan portfolio investasi lebih tahan dalam kondisi tidak menentu tersebut.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Daily Mirror