JAVAFX – Harga emas sepertinya mencoba tetap positif pada perdagangan hari ini dengan berharap bahwa pengaruh perang dagang yang akan muncul kembali pasca mulai diberlakukannya tarif impor produk AS oleh China.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan akhir pekan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $2,70 atau 0,20% di level $1327,30 per troy ounce. Dalam sepekan perdagangannya, harga emas turun sebesar 2,1%.
Sebelumnya nilai emas kurang membaik selain karena faktor jelang berakhirnya posisi perdagangan akhir kuartal pertama, melemahnya emas ini didukung oleh upaya China dan AS yang secara diam-diam sedang berunding untuk menyepakati pemberian keleluasaan AS dalam melakukan ekspornya ke China serta investasi yang besar di sektor keuangan China juga.
Sebelumnya, taktik atau strategi ini digunakan Trump dengan memberlakukan pemberian tarif impor di sektor logam, sehingga beberapa negara termasuk Uni Eropa pun kepanasan dengan kebijakan tersebut, dan bersedia berunding ulang dengan AS untuk memperbaiki perjanjian bisnisnya. Di sisi lain, kebijakan fiskal Trump ini juga membantu the Fed untuk memperbaiki laju inflasinya. Hal ini terbukti dengan makin langkanya bahan baku industri, sehingga meningkatkan harga jual produk industri. Di sisi lain kebijakan fiskal ini membuat mata uang AS mengalami tekanan, dan biasanya dengan melemahnya nilai mata uang maka laju inflasi akan mulai membaik.
Proses denuklirisasi Korea Utara tertutupi agendanya dengan mulai berjalannya penetapan tarif impor barang AS di China yang mulai berlaku hari ini di mana 128 produk asal AS kena pajak tambahan sekitar 15%. Tentunya langkah perang dagang akan kembali berkobar di tengah usaha AS juga akan memperbaiki perjanjian NAFTA bersama Kanada dan Meksiko.
Nuansa merengkuh emas akan kembali muncul di awal kuartal kedua kali ini karena memang semangat beli dolar AS sendiri masih terus di uji coba dengan serangkaian permasalahan yang memang berasal dari Gedung Putih sendiri yang menghendaki untuk memperbaiki defisit keuangannya. Upaya ini tentu akan terus berlawanan dengan sisi fundamental ekonomi AS itu sendiri, di mana belakangan ini beberapa data pertumbuhan ekonomi AS sangat solid bagi pendorong kenaikan suku bunga the Fed, namun sayangnya dolar AS sendiri tidak ingin dikuatkan sehingga buah manis bagi emas akan muncul.
Sisi kebingungan pasar ini coba dimanfaatkan oleh emas sebagai safe haven, karena memang investor ingin mempertahankan posisi keuntungannya di pasar di tengah ketidakpastian dari Gedung Putih.
Hari ini beberapa pasar keuangan khususnya di Australia dan Eropa masih libur perdagangannya, namun pasar AS nanti malam tetap buka dan terdapat data ISM manufaktur. Bila data membaik, maka ada kesempatan untuk emas mengalami tekanan kembali.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters