JAVAFX – Harga emas sepertinya kesulitan bertahan di posisi positifnya pada perdagangan hari ini dengan berharap bahwa pengaruh perang dagang yang akan mulai menghilang dan menantikan masa depan situasi politik di AS dan Jepang.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan awal pekan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $5,10 atau 0,40% di level $1360,60 per troy ounce.
Sebelumnya nilai emas masih melanjutkan penguatannya di awal pekan kemarin dan sepekan lalu, di mana situasi ini dipengaruhi oleh kebijakan proteksi Presiden Trump terhadap China sehingga hampir semua pasar ekuitas dan pasar komoditas dunia bergejolak mengarah kepada pengamanan investasi atau safe haven dengan menjauhi aset-aset berlatar belakang dari AS.
AS telah memberi hukuman kepada China dengan memberikan tarif serta melarang produk-produknya untuk dimasukkan ke AS dengan nilai mencapai kurang lebih $60 milyar. Dan China pun bertindak dengan memberikan tarif terhadap kurang lebih 128 produk dari AS senilai hampir $3 milyar.
Namun rupanya secara diam-diam AS dan China sedang berunding untuk menyepakati pemberian keleluasaan AS dalam mengekspor kendaraan atau otomotif, semikonduktor dan fasilitas jasa perbankan ke China. Taktik proteksi perdagangan Trump telah berhasil menekan China untuk berunding kembali agar menyepakati ulang masalah kerjasama bisnisnya dengan AS, sehingga perlahan-lahan bisa memperbaiki perjanjian kerjasama bisnis dari pihak AS.
Sebelumnya, taktik atau strategi ini digunakan Trump dengan memberlakukan pemberian tarif impor di sektor logam, sehingga beberapa negara termasuk Uni Eropa pun kepanasan dengan kebijakan tersebut, dan bersedia berunding ulang dengan AS untuk memperbaiki perjanjian bisnisnya.
Di sisi lain, kebijakan fiskal Trump ini juga membantu the Fed untuk memperbaiki laju inflasinya. Hal ini terkait dengan makin langkanya bahan baku industri, maka bisa meningkatkan harga jual produk industri. Di sisi lain kebijakan fiskal ini membuat mata uang AS mengalami tekanan, dan biasanya dengan melemahnya nilai kata uang maka laju inflasi akan mulai membaik. Hal ini sedang terjadi di Inggris, ketika referendum Brexit, nilai pound turun lebih dari 10% dan membuat inflasinya sempat menyentuh angka 3%, jauh diatas target bank sentral Inggris yang hanya 2%.
Situasi inflasi yang meninggi tentu membuat emas akan mengalami kondisi yang membaik, namun terbatas. Di mana setelah inflasi yang meninggi tersebut, biasanya akan diikuti dengan kenaikan suku bunga. Nah disinilah titik kelemahan emas mulai muncul lagi.
Sisi kebijakan fiskal Trump juga berdampak kepada pelemahan dolar AS secara alami. Tentunya membawa dampak bahwa sisi defisit keuangan Trump secara perlahan-lahan juga mulai menyempit defisitnya, sehingga diharapkan Trump kondisi ini berlangsung lama dan bisa menghindarkan AS untuk mencetak surat hutang baru yang lebih besar untuk membiayai belanjanya.
Hari ini memang fokus tetap di perang dagang, namun skandal Abe yang akan bersaksi hari ini, patut mendapat tempat untuk diwaspadai akan terjadinya gejolak dari Jepang. Emas bisa diuntungkan bila PM Shinzo Abe dimakzulkan oleh parlemen Jepang, namun bisa kembali melemah bila Abe selamat dari kesaksiannya tersebut.
Penulis: Adhi Sunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters