Harga Emas Sepertinya Ingin Menahan Tekanan Jual

0
106

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Senin(5/3/2018), harga emas sepertinya ingin menahan tekanan jual pada perdagangan awal pekan ini dengan berharap bahwa pengaruh testimoni Powell sebelumnya tidak muncul kembali dan pengaruh naiknya tarif impor Trump sudah mereda.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan akhir pekan kemarin, kondisi greenback sedikit mengalami tekanan dari emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $18,20 atau 1,39% di level $1323,40 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak Mei di Comex ditutup menguat $0,17 atau 1,17% di level $16,47 per troy ounce. Dalam perdagangan sepekan, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,5%.

Sebelumnya usaha perbaikan nilai dolar AS terjadi berkat pernyataan dari ketua the Fed Jerome Powell pada testimoninya dengan menyatakan rasa optimis dalam menghadapi masa depan ekonomi AS yang menurutnya tidak akan masuk dalam pusaran krisis keuangan baru. Pasar menganggap bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga 4 kali, padahal Powell dan koleganya di the Fed lebih senang menganggap bahwa suku bunga akan naik secara bertahap.

Namun pekan lalu menjadi antiklimaks dolar AS ketjka Presiden Trump menguji pasar dengan kebijakan fiskal yang baru berupa kenaikam tarif impor baja dan alumunium masing-masing 25% dan 10%. Reaksi pasar tentunya negatif bagi dolar AS serta membuat pasar saham dunia bergelimpangan dan menimbulkan aksi safe haven yen dan emas.

Hari ini kemungkinan besar pengaruh tarif impor tersebut masih sedikit membelenggu dolar AS sehingga emas mempunyai kesempatan untuk tetap membaik, namun situasi politik yang sudah mendingin di Jerman, membuat emas sendiri kurang menarik sebetulnya karena investor akan segera berpaling ke euro.

Situasi data ekonomi hari ini akan menampilkan serangkaian cerita bersambung aktivitas jasa dari negara-negara G7, di mana mulai Jepang, China, Inggris, zona euro dan AS akan rilis aktivitas dua pertiga ekonominya tersebut.

Masing-masing memang akan mempunyai pengaruh ke masing-masing mata uangnya tentunya. Namun secara umum bahwa kesempatan dolar AS untuk menekan emas dan mata uang utama dunia lainnya masih cukup terbuka mengingat beberapa data pendukung kegiatan jasa AS masih lebih dominan daripada negara-negara tersebut diatas.

Kami melihat faktor pendukung data ekonomi AS di hari ini sebagai bentuk aksi ambil untung sejenak jelang beberapa agenda penting di pekan ini seperti rapat suku bunga dari zona euro, Australia dan Jepang, serta ada Beige Book dan yang paling utama adalah data tenaga kerja AS yang didalamnya tercakup ada data nonfarm payroll.

Perlu diharapkan pula bahwa kondisi politik di Korea Utara akan semakin dingin dengan kabar bahwa pihak Pyongyang ingin melakukan diskusi damai dengan Washington. Semoga terselenggara.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters