JAVAFX – Harga emas sepertinya bisa membaik lagi pada perdagangan hari ini namun dengan berharap masih ada pengaruh perang dagang yang tetap muncul sehingga sisi beli emas masih terjaga hingga rilisnya data tenaga kerja AS yang akan dimulai nanti malam.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $10,40 atau 0,77% di level $1336,50 per troy ounce.
Nilai emas kembali mundur sejenak semalam setelah Presiden Trump telah menyatakan akan memberikan tarif bagi produk barang-barang asal China dan masuk dalam paket tarif yang baru dengan nilai antara $50 milyar hingga $60 milyar per tahun, sehingga genderang perang dagang makin kencang terdengarnya. Beberapa produk asal China seperti barang-barang tehnologi seperti televisi, kendaraan bermotor, produk-produk kimia dan kosmetik termasuk komputer, akaj segera terkena tarif baru oleh Trump.
Diperkirakan sekitar 1000 pabrik atau industri China akan terimbas tarif tersebut, sehingga pemerintah China sendiri memberikan peringatan kepada pebisnisnya agar mempersiapkan diri terhadap penurunan permintaan ekspor ke AS. Kondisi ini tentunya membuat tantangan baru bagi dolar AS untuk bertahan dari serangan emas dengan pola yang akan muncul lagi yaitu sisi safe haven aset.
Terlihat bursa saham Asia pagi ini sulit untuk bertahan dari sisi positif seperti bursa Wall Street yang semalam menguat tajam. Persoalan perang dagang yang dilancarkan AS semalam membuat investor Asia sadar bahwa laju pertumbuhan ekonomi China dan Asia akan terkena imbas juga sehingga potensi penguatan emas juga masih ada.
Sayangnya mulai hari ini, data tenaga kerja AS akan mulai dirilis, dengan data ADP payroll sebagai pembukanya sebelum data nonfarm payroll di Jumat nanti. ADP payroll juga merupakan data tambahan tenaga kerja baru, namun dari kacamata sektor swasta yang merilisnya. Kalau nonfarm payroll atau NFP merupakan data yang dirilis versi pemerintah.
Diperkirakan data ADP kali ini masih bisa lebih bagus daripada periode sebelumnya, sehingga terlihat bahwa investor juga enggan terlalu lama memegang aset-aset non-dolar AS dan emas. Bila data membaik, dapat dipastikan sisi laju pertumbuhan ekonomi atau PDB dan sisi laju inflasi atau IHK atau CPI juga akan meningkat. Dengan peningkatan di kedua sisi tersebut, maka ekonomi AS akan memanas, sehingga dibutuhkan kenaikan suku bunga the Fed untuk meredam ekonomi yang panas tersebut. Dan disinilah sisi beli emas akan dipertanyakan kelanjutannya.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters