Harga emas naik tipis pada perdagangan hari Rabu (27/07/2022) dibantu oleh pelemahan dolar AS, ditengah kehati-hatian pelaku pasar menyikapi pengetatan kebijakan Federal Reserve. Harga emas batangan sendiri terikat pada kisaran perdagangan, dimana harganya naik ke $1.719,60 pada 18:00 WIB.
Kenaikan itu terjadi ketika Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve akan mengakhiri pertemuan kebijakannya di tengah ekspektasi akan menaikkan lagi suku bunga sebesar 75 basis poin untuk memperlambat inflasi yang berjalan pada level tertinggi 41 tahun. Pengumuman kenaikan suku bunga akan dilakukan pada Kamis dinihari , dilanjutkan dengan konferensi pers dengan Ketua Fed Jerome Powell.
Indek Dolar AS sendiri melemah, sehingga meningkatkan daya tarik emas di antara pembeli yang memegang mata uang lainnya. Terlepas dari rencana kenaikan suku bunga FED, focus pasar adalah pada pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell yang disampaikan setelah penutupan pertemuan ini. Pasar akan mencoba untuk mencari tahu alat lain apa yang akan digunakan The Fed untuk mendukung perekonomian atau apakah itu hanya akan difokuskan untuk menurunkan inflasi yang tinggi.
Jika ketua Fed mengakui hambatan yang dihadapi ekonomi dan mengisyaratkan jeda dalam upaya pengetatannya, dolar dapat melemah dan menawarkan dukungan bagi kenaikan harga emas. Sebaliknya jika Powell tetap lebih hawkish dari yang diharapkan daripada mengkonfirmasi ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih rendah dari pasar untuk akhir tahun ini dan awal tahun depan, itu bisa berarti kenaikan bagi yield Obligasi dan dolar AS, sehingga membebani aset dan komoditas berisiko.
Harga emas siap menguji ulang posisi terendah tanpa adanya poros dovish, meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi namun suku bunga yang lebih tinggi untuk menjinakkan kenaikan harga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.
Emas sendiri telah kehilangan lebih dari $300, sejak naik melewati level $2.000 per ons pada awal Maret, karena kenaikan suku bunga Fed yang cepat dan reli dolar baru-baru ini, membayangi daya tarik emas sebagai tempat berlindung yang aman meskipun ada risiko resesi.
Disisi lain, Dana Moneter Internasional memangkas perkiraan pertumbuhan global pada hari Selasa, memperingatkan risiko penurunan dari inflasi dan perang Ukraina dapat mendorong ekonomi ke jurang resesi jika dibiarkan.