JAVAFX– Harga Emas dalam perdagangan di bursa berjangka menguat pada hari Jumat (31/05/2019), membukukan harga penutupan tertinggi dalam lebih dari tujuh minggu ini. Dorongan kenaikan harga didukung oleh keputusan investor yang melarikan diri ke tempat yang dianggap sebagai tempat berlindung seperti logam mulia di tengah tanda-tanda baru meningkatnya ketegangan tarif antara AS dan mitra dagang globalnya.
Kabar terkini menyebutkan adanya ancaman tarif Washington terhadap Meksiko.Hal ini jelas memperburuk kekhawatiran perang perdagangan global dan resesi. Bagi investor yang melihat ini sebagai sumber ancaman, kemudian melakukan pelarian menuju aset yang lebih berkualitas, aman dan memberikan keuntungan yaitu emas.
Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Agustus di bursa Comex, NYMEX menguat sebesar $ 18,70, atau 1,5%, menetap di $ 1,311.0 per troy ons. Logam mulia berakhir di harga penyelesaian tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 10 April. Keuntungan mengangkat harga, berdasarkan kontrak paling aktif, naik 2,1% untuk minggu ini, dan naik 2% untuk bulan ini, setelah kerugian secara bulanan berturut-turut.
Presiden Donald Trump mengumumkan dalam sebuah cuitan bahwa AS akan mengenakan tarif 5% untuk semua barang dari Meksiko sampai negara itu menghentikan aliran imigran ilegal ke negara itu. Dia mengatakan tarif akan naik menjadi 10% pada 1 Juli jika krisis berlanjut, dan 5% lagi untuk setiap bulan berturut-turut, hingga 25% pada 1 Oktober.
Perang tarif yang disodorkan AS, telah menghantam China dan kini disorongkan kepada Meksiko, Jerman dan negara-negara zona euro lainnya. Ini akan menjadi sentimen kuat bagi harga emas untuk naik lebih lanjut. Terlebih jika China benar-benar meningkatkan balasan, terlebih dengan serangan AS ke raksasa IT China, Huawei baru-baru ini. Dalam kondisi ekstrim, China bisa menghentikan ekspornya.
Pengumuman tarif Trump datang di tengah laporan dari media milik pemerintah China yang mengancam tindakan pembalasan baru dalam percekcokan tarif Beijing dengan AS. Tindakan itu muncul ketika data dari ekonomi terbesar kedua di dunia menunjukkan aktivitas manufaktur tergelincir ke dalam kontraksi. Indeks manajer pembelian manufaktur China turun menjadi 49,4, dengan pembacaan di bawah 50 mencerminkan kondisi kontrak.
Kekhawatiran tentang meningkatnya bentrokan perdagangan telah menjadi dukungan utama untuk harga emas selama beberapa minggu terakhir, mendorong permintaan untuk emas dan Obligasi AS.
Dalam perdagangan di bursa saham, Indek Dow Jones Industrial dan indeks S&P 500 turun setelah perdagangan di bursa komoditi emas berjangka berakhir. Investor keluar dari aset yang dianggap berisiko seperti saham dan memilih untuk melakukan pembelian emas. Dalam pasar obligasi sendiri, imbal hasil pada Obligasi dengan tenor 2-tahun dan tenor 10-tahun jatuh, sehingga menambah sentimen positif bagi kenaikan harga emas. (WK)