JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(13/9/2017), harga emas menguat tipis pada perdagangan kemarin didukung oleh perginya badai Irma dan sanksi baru yang dijatuhkan PBB terhadap Korea Utara serta pembukaan lapangan kerja AS.
Ketiga agenda penggerak pasar tersebut memang membuat peluang pelemahan emas masih terbuka karena dari pekan kemarin terjadi aksi ambil untung pasca harga emas pernah ditutup tertinggi sejak pertengahan September setahun lalu. Harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat tipis $0,30 atau 0,02% di level $1336,00 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup menguat tipis $0,07 atau 0,38% di level $17,97 per troy ounce.
Episode penguatan emas muncul lagi dan ingin mendekati titik tertinggi dari level harga emas tahun ini di $1351 pertroy ounce. Penguatan tersebut didukung oleh situasi geopolitik Korea yang tetap tidak kondusif pasca sanksi yang dijatuhkan Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara dan mendapatkan tanggapan serius dari Duta Besar Korea Utara Han Tae Song bahwa sanksi tersebut akan membuat AS menderita terparah sepanjang sejarah.
Pasar nampak melihat akan terjadi safe haven, karena dapat dipastikan Korea Utara akan bereaksi terhadap sanksi tersebut.
Namun penguatan emas memang tidak besar karena data JOLTS job opening menyatakan bahwa pembukaan lapangan kerja baru masih diatas angka 6 juta, sebuah angka yang tertinggi sejak 2000 dan merupakan bulan kedua secara berturut-turut. Ini menandakan bahwa kondisi pasar tenaga kerja AS masih ketat. Dengan ketatnya pasar tenaga kerja tersebut, terbuka peluang kenaikan suku bunga the Fed kembali.
Sejauh ini pula yang membawa bursa saham Wall Street mengalami penguatan kondisi yang kondusif dimana DowJones spot ditutup menguat 0,30%. Sedangkan indeks dolar naik tipis 0,10% di angka 91,89. Hari ini pasar emas masih menantikan kondisi Korea dan data AS inflasi di tingkat produsen.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch
Sumber gambar: Daily Mail