JAVAFX – Harga emas menguat tajam lampaui level psikologisnya pada perdagangan Selasa kemarin dengan masih tampak ada sisi beli yang muncul meski ada rencana naiknya suku bunga the Fed yang masih adaya.
Pekan sebelumnya harga emas bergerak besar dan menguat berkat pergerakan mata uang global terhadap dolar AS dengan munculnya tarif baru dan berlanjut dengan aksi saling berbalas antara AS dengan China sehingga memunculkan aksi safe haven dolar sesaat. Namun emas selalu mengalami tekanan harga dan tekanan tersebut berupa perang dagang dan rencana kenaikan suku bunga the Fed yang makin menguat sehingga berhasil menahan emas untuk pulih harganya lebih besar.
Sejak April hingga sebelumnya, harga emas sudah mengalami penurunan sebesar 13% yang juga dipengaruhi oleh kinerja dolar AS yang terus menguat, Dan akhir bulan lalu, harga emas kembali turun dan tercatat terburuk dalam 2 dekade atau 20 tahun ini sejak 1997, dimana tekanan suku bunga the Fed yang terus naik telah membuat emas terus terkoreksi. Pekan lalu untuk ketujuh kalinya the Fed menaikkan suku bunganya dari 2% menjadi 2,25%.
Derita emas berlanjut ketika Jerome Powell menyatakan dimungkinkan bahwa kenaikan suku bunga selanjutnya karena demi kondisi ekonomi AS yang sangat akomodatif. Diperkirakan Desember akan ada kenaikan lagi. Dan kondisi ini sempat tidak disukai Trump sehingga harga emas sempat pulih berkat dolar yang tidak ingin menguat. Data ekonomi AS sempat membuat emas goyah, namun berkurangnya tekanan inflasi telah sempat membuat emas pulih.
Namun tekanan kenaikan suku bunga serta keberhasilan perjanjian awal antara AS dengan Kanada, telah berhasil mendukung dolar untuk menguat sehingga emas kembali dalam ruang aksi ambil untungnya lagi. Beruntung kondisi keuangan Italia memberikan ruang beli bagi emas karena investor khawatir dengan persoalan keuangan di zona euro bisa membawa persoalan keuangan.
Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $15,30 atau 1,38% di level $1207,00 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,19 atau 1,28% di level $14,69 per troy ounce.
Namun pengutan semalam sangat riskan mengingat emas bergerak naik cukup besar dengan dolar yang juga naik menguat. Powell sendiri juga masih menegaskan bahwa kenaikan suku bunga Fed dibutuhkannya.
Berbeda dengan negara lain, kinerja ekonomi AS sebelumnya, memang kadang menunjukkan kinerja yang lebih bagus meski ada perang dagang sehingga ruang kenaikan suku bunga the Fed memang sulit untuk dibendung lagi. Emas sebagai salah satu instrumen investasi pertahanan nilai aset selama masa ketidakpastian ekonomi sempat gagal berfungsi dengan semestinya, karena investor beralih langsung dengan mencari aset berlatar belakang dolar AS yang lebih menjanjikan. Turunnya kinerja industri China dan Jepang juga makin mendukung koreksi emas.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup positif di mana bursa DowJones naik 0,46%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,13% di level 95,150 Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu data aktivitas jasa di zona euro, Inggris dan AS, ADP nonfarm dan Powell berbicara.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi