JAVAFX – Harga emas membaik, tapi mencatat situasi terburuk dalam 2 dekade pada perdagangan Jumat kemarin dengan masih tampak ada sisi beli yang muncul pasca naiknya suku bunga the Fed pekan lalu.
Pekan sebelumnya harga emas bergerak besar dan menguat berkat pergerakan mata uang global terhadap dolar AS dengan munculnya tarif baru dan berlanjut dengan aksi saling berbalas antara AS dengan China sehingga memunculkan aksi safe haven dolar sesaat.
Emas akan selalu mengalami tekanan harga dan tekanan tersebut berupa perang dagang dan rencana kenaikan suku bunga the Fed yang makin menguat sehingga berhasil menahan emas untuk pulih harganya lebih besar. Sejak April hingga sebelumnya, harga emas sudah mengalami penurunan sebesar 12% yang juga dipengaruhi oleh kinerja dolar AS yang terus menguat, apalagi beberapa negara ketiga sedang bermasalah juga dengan hutang dolarnya sehingga upaya emas untuk bangkit terasa sangat sulit. Dan akhir bulan lalu, harga emas kembali turun dan tercatat terburuk dalam 2 dekade atau 20 tahun ini sejak 1997, dimana tekanan suku bunga the Fed yang terus naik telah membuat emas terus terkoreksi.
Pekan lali untuk ketujuh kalinya the Fed menaikkan suku bunganya dari 2% menjadi 2,25% sehingga membuat dolar menguat kembali dan segera membuat emas mengalami aksi ambil untungnya. Derita emas berlanjut ketika Jerome Powell menyatakan dimungkinkan bahwa kenaikan suku bunga selanjutnya karena demi kondisi ekonomi AS yang sangat akomodatif. Diperkirakan Desember akan ada kenaikan lagi.
Dan kondisi ini sempat tidak disukai Trump sehingga harga emas sempat pulih berkat dolar yang tidak ingin menguat. Namun data pertumbuhan AS ternyata membaik serta Powell kembali menyatakan bahwa ekonomi AS masih sangat kuat dan butuh kenaikan lanjutan, membuat harga emas terkoreksi panjang. Beruntung akhir pekan lalu data core pce AS mengalami penurunan, sehingga tekanan inflasi AS juga sedang melemah dan artinya dukungan kenaikan suku bunga Fed juga berkurang. Kondisi ini bisa memanfaatkan tekanan dolar kepada euro akibat defisit Italia.
Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $8,10 atau 0,68% di level $1195,90 per troy ounce. Untuk perdagangan sepekan, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,4% dan turun dalam sebulan sebesar 0,9% serta telah turun 4,3% selama 3 kuartal.
Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,40 atau 2,80% di level $14,69 per troy ounce.
Berbeda dengan negara lain, kinerja ekonomi AS sebelumnya, memang kadang menunjukkan kinerja yang lebih bagus meski ada perang dagang sehingga ruang kenaikan suku bunga the Fed memang sulit untuk dibendung lagi. Emas sebagai salah satu instrumen investasi pertahanan nilai aset selama masa ketidakpastian ekonomi sempat gagal berfungsi dengan semestinya, karena investor beralih langsung dengan mencari aset berlatar belakang dolar AS yang lebih menjanjikan.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup positif di mana bursa DowJones naik 0,07%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,21% di level 94,940 Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu tankan sucei, pasar keuangan Australia dan China libur, manufaktur pmi Inggris, ISM manufaktur AS.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi