Harga Emas Membaik Pasca Fed Meeting

0
99

JAVAFX – Harga emas membaik pasca Fed meeting pada perdagangan siang hingga sore hari ini di mana investor masih melihat bahwa harga emas sudah rendah dan sedang menantikan pertemuan Steven Mnuchin dengan pihak China untuk membahas masalah perdagangan.

Hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara menguat $5,00 atau 0,38% di level $1310,60 per troy ounce. Harga perak untuk sementara menguat juga sebagai bagian aksi beli lanjutan setelah di perdagangan semalam menguat tajam

Semalam, harga emas sempat tertahan kenaikannya sehingga secara umum harga emas masih berada di kisaran level terendah dalam 2 bulan terakhir dan secara keseluruhan masih terkorekai lebih dari 2% sejak Beige Book dirilis pada 2 pekan lalu. Memang setelah Beige Book keluar, yield obligasi AS untuk 10 tahun melejit untuk segera bertengger di level terbaik 4 tahunnya.

Sebelum Fed meeting, harga emas terus melemah seiring dengan melejitnya yield dari bond AS yang bertengger di atas level 3%, yang merupakan level psikologis bagi investor yang merupakan pertanda bahwa suku bunga the Fed harus naik lagi karena kinerja ekonomi AS sedang panas-panasnya. Selain itu, naiknya yield dari bond AS ini juga merupakan isyarat bahwa ekonomi AS lebih mantap dari pada ekonomi negara-negara maju lainnya.

Semalam, the Fed mengungkapkan bahwa tidak akan tergesa-gesa menaikkan suku bunganya, karena masih terus memonitor terhadap kestabilan laju inflasi serta sektor tenaga kerjanya. Namun ruang kenaikan suku bunga selanjutnya masih ada di tahun ini dan tahun depan.

Sisi beli emas juga muncul setelah investor khawatir bahwa inflasi ASakan melejit, sehingga investor akan segera mencari pelindung nilai aset-asetnya agar tidak tergerus oleh naiknya inflasi. Investor emas juga sedang menantikan hasil dari pertemuan delegasi AS yang sedang berkunjung ke China untuk membahas tentang perdagangan yang baru antara kedua belah pihak.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Reuters