JAVAFX – Harga emas membaik, namun tertahan dibawah level psikologis $1200 pada perdagangan Selasa kemarin dengan masih tampak ada sisi beli yang muncul ditengah ada keinginan kenaikan suku bunga the Fed.
Pekan sebelumnya harga emas bergerak besar dan menguat berkat pergerakan mata uang global terhadap dolar AS dengan munculnya tarif baru dan berlanjut dengan aksi saling berbalas antara AS dengan China sehingga memunculkan aksi safe haven dolar sesaat. Namun emas selalu mengalami tekanan harga dan tekanan tersebut berupa perang dagang dan rencana kenaikan suku bunga the Fed yang makin menguat sehingga berhasil menahan emas untuk pulih harganya lebih besar.
Sejak April hingga sebelumnya, harga emas sudah mengalami penurunan sebesar 12% yang juga dipengaruhi oleh kinerja dolar AS yang terus menguat, Dan tekanan suku bunga the Fed yang terus naik telah membuat emas terus terkoreksi. Pada waktu Fed meeting terakhir untuk ketujuh kalinya bank sentral AS tersebut telah menaikkan suku bunganya kembali. Derita emas berlanjut ketika ketua the Fed Jerome Powell menyatakan bahwa kenaikan suku bunga selanjutnya bisa dilakukan karena kondisi ekonomi AS yang sangat kuat. Diperkirakan Desember akan ada kenaikan lagi.
Dan data ekonomi AS sempat membuat emas goyah, namun berkurangnya tekanan inflasi telah sempat membuat emas pulih. Namun tekanan kenaikan suku bunga serta keberhasilan perjanjian awal antara AS dengan Kanada, telah berhasil mendukung dolar untuk menguat sehingga emas kembali dalam ruang aksi ambil untungnya lagi. Kondisi turunnya data nonfarm payroll sempat membuat emas pulih sesaat meski penguatan kali ini masih dibayangi harga minyak yang terus naik sehingga tekanan inflasi makin besar.
Dan bank sentral China, PBOC telah mengeluarkan paket bantuan stimulus ekonominya, sehingga sempat membangkitkan aksi safe haven dolar. Pasar bereaksi negatif dengan paket stimulus tersebut karena pasar beranggapan bahwa ekonomi China akan menurun dan investor kembali mencari aset berlatar belakang dolar dengan pertimbangan nilai yang lebih menguntungkan.
Namun IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia di tahun depan yang disebabkan oleh perang tarif yang belum usai. Situasi ini membangkitkan bargain hunting emas sejenak disaat dolar sedang tertekan sehingga fungsi emas sebagai lindung nilai sedang berjalan.
Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $4,80 atau 0,40% di level $1193,40 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,10 atau 0,70% di level $14,43 per troy ounce.
Berbeda dengan negara lain, kinerja ekonomi AS sebelumnya, memang kadang menunjukkan kinerja yang lebih bagus meski ada perang dagang sehingga ruang kenaikan suku bunga the Fed memang sulit untuk dibendung lagi. Emas sebagai salah satu instrumen investasi pertahanan nilai aset selama masa ketidakpastian ekonomi sempat gagal berfungsi dengan semestinya, karena investor beralih langsung dengan mencari aset berlatar belakang dolar AS yang lebih menjanjikan keutungannya.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup negatif di mana bursa DowJones turun 0,21%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami pelemahannya sebesar 0,08% di level 95,708 Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu data PDB Inggris, inflasi produsen AS.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi