JAVAFX – Harga emas melemah sejenak ditengah solidnya data tenaga kerja AS pada perdagangan Jumat kemarin dengan tampak ada sisi jual emas yang muncul ditengah keinginan naiknya suku bunga the Fed yang mulai muncul kembali.
Harga emas bergerak besar dan menguat berkat pergerakan mata uang global terhadap dolar AS dengan munculnya tarif baru dan berlanjut dengan aksi saling berbalas antara AS dengan China sehingga memunculkan aksi melepas dolar secara besar-besaran. Namun pada intinya bahwa emas selalu mengalami tekanan harga yang berupa perang dagang dan rencana kenaikan suku bunga the Fed yang makin menguat sehingga berhasil menahan emas untuk pulih harganya lebih besar.
Selama masa-masa perang tarif di tahun ini, harga emas sudah naik hampir 3% sejak Juli lalu. Ini semua terbantu oleh masalah bursa saham yang biasanya jatuh.
Sejak April hingga saat ini, harga emas sering mengalami kondisi tekanan koreksi yang juga dipengaruhi oleh kinerja dolar AS yang terus menguat dimana tekanan suku bunga the Fed yang terus bertambah, telah membuat emas terus tertekan harganya. Fed meeting terakhir telah menaikkan suku bunganya sehingga derita emas berlanjut ketika ketua the Fed Jerome Powell menyatakan bahwa kenaikan suku bunga selanjutnya bisa dilakukan karena kondisi ekonomi AS yang sangat kuat.
Dan data ekonomi AS sempat membuat emas goyah, namun berkurangnya tekanan inflasi telah sempat membuat emas pulih. Apalagi data pertumbuhan ekonomi AS juga kurang begitu menggembirakan investor dolar, dimana pertumbuhannya tidak signifikan. Ini karena perang tarif dan kenaikan suku bunga yang membuat pertumbuhan ekonomi AS tertahan.
Harga emas sempat gagal bertahan setelah dolar menguat cepat setelah terdapat konflik politik Eropa. Nuansa politik prkan lalu sempat membuat dolar tangguh, ditambah lagi dengan data tenaga kerja AS yang membaik jauh diatas perkiraan pasar, menambah amunisi keinginan naiknya suku bunga the Fed kembali. Data non farm payroll jauh diatas perkiraan, ditunjang oleh tingkat pengangguran yang menurun, menambah rasa solidnya data tenaga kerja AS di masa mendatang.
Kondisi ini mendatangkan keinginan kenaikan suku bunga Fed, sehingga dolar kembali menguat.
Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $3,90 atau 0,31% di level $1234,70 per troy ounce. Untuk perdagangan sepekan, harga emas mengalami kenaikan 0,4%.
Sedangkan harga perak kontrak Desember di Comex ditutup melemah $0,03 atau 0,18% di level $14,75 per troy ounce.
Beruntung sisi koreksi emas tidak berlanjut karena bursa saham negatif, membuat emas sedikit pulih walau tipis.
Emas sebagai salah satu instrumen investasi pertahanan nilai aset selama masa ekonomi sempat gagal berfungsi dengan semestinya, karena investor seringkali mencari aset berlatar belakang dolar AS yang lebih menjanjikan keutungannya. Kondisi pulihnya emas memang sedang dinantikan pasar, demi pulihnya rasa percaya pasar terhadap komoditas emas.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup negatif di mana bursa DowJones turun 0,43%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,16% di level 96,542 Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu data notulen rapat BoJ, Kuroda berbicara, data jasa Inggris dan AS.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi