JAVAFX – Harga emas melemah lagi kuatir fundamental AS membaik lagi sehingga pada perdagangannya sore hari ini situasi harga emas sedang menjauhi kembali dari level psikologisnya $1300 pertroy ounce sebagai bentuk aksi jual lanjutan setelah sempat terkesiap dengan pernyataan Jerome Powell.
Kondisi Korea Utara beberapa hari ini memang sangat menguatirkan, karena kemampuan jelajah rudal yang baru diluncurkan kemarin pagi dapat dipercaya bisa menjangkau wilayah AS. Korea Selatan, Jepang dan AS sedang merapatkan barisannya dengan mempersiapkan peralatan militer anti-rudalnya sehingga memang kondisi ini cocok bagi safe haven emas. Namun beruntung hari ini hal tersebut sudah hilang bagai ditelan bumi.
Alhasil membuat harga emas kontrak Februari di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $2,70 atau 0,21 di level $1283,50 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Maret di bursa untuk sementara bergerak melemah $0,03 atau 0,19% di level $16,53 pertroy ounce.
Sejauh ini pula emas sendiri bergerak agak tipis sisi positifnya sebagai bentuk mengambil aksi beli kembali atau buyback setelah di perdagangan kemarin mengalami pelemahannya yang cukup dalam sebagai bentuk kesadaran bahwa kenaikan suku bunga the Fed memang tidak bisa lagi dibendung. Sekali lagi bila mendengar kata kenaikan suku bunga the Fed, artinya ini emas akan meriang atau dalam kondisi tekanan jual yang besar.
Sebuah petunjuk sebelumnya diungkap oleh Jerome Powell malam sebelumnya bahwa dirinya akan tetap memberikan antisipasi yang serius dengan perkembangan suku bunga the Fed di masa kepemimpinannya. Kala itu Powell didalam dengar pendapat dengan Komite Keuangan Senat AS seakan memberi isyarat ke pasar bahwa suku bunga the Fed akan kembali normal, dan ini dibaca pasar bahwa suku bunga the Fed akan mendekati angka 3%, atau akan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Dan semalam Janet Yellen makin menegaskan komitmennya kepada Kongres bahwa the Fed masih dalam jalurnya untuk kenaikan suku bunganya demi mengantisipasi ekonomi AS yang memanas dan mengantisipasi juga dari tekanan ekonomi global yang tidak stabil.
Powell dan Yellen sejauh ini sendiri tidak gentar dengan suku bunga tinggi meskipun inflasi masih dibawah targetnya, karena dirinya percaya ketika suku bunga naik maka inflasi juga akan ikut serta mengiringinya. Bahkan Yellen juga menyampaikan kepada Kongres bahwa kenaikan suku bunga akan mengakibatkan defisit anggaran pemerintah akan melebar, sehingga diharapkan reformasi pajak segera bisa dijalankan agar produktivitas AS segera meningkat sehingga akhirnya pemasukan neraca juga akan makin bertambah.
Hasil dari data laju pertumbuhan ekonomi AS, penjualan rumah pending AS dan pernyataan Beige Book yang kesemuanya mengarahkan kepada suku bunga the Fed yang memang harus meninggi agar mencegah ekonomi AS memanas. Dipastikan Desember suku bunga naik, namun pertanyaan penting adalah berapa kali suku bunga the Fed tahun depan naik.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: BBC