JAVAFX – Harga emas masih sulit bergerak positif meskipun pengaruh kriris Turki makin hilang pada perdagangan hari ini di mana potensi munculnya aksi jual kembali memang bisa terlihat, dengan melihat pergerakan pasar uang yang mulai memperlihatkan dengan mulai membaiknya greenback kembali.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback berhasil menghindari tekanannya, sehingga hal ini masih membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $0,20 atau 0,02% di level $1184,20 per troy ounce. Untuk perdagangan sepekan, harga emas turun sebesar 2,9% atau perdagangan mingguan terburuk sejak Mei tahun lalu.
Seperti kita ketahui bahwa pada perdagangan sebelumnya, harga emas berhasil keluar dari tekanan jualnya, namun secara umum harga emas masih berada untuk ditutup di kisaran level terendahnya dalam 18 bulan terakhir dan diperdagangkan masih di bawah level psikologis $1200 per troy ounce untuk pekan pertamanya sejak tahun lalu. Secara sepekan lalu saja, harga emas sudah turun hampir 3%, namun sisi beli sudah mulai muncul kembali seiring dengan mulai membaiknya Lira dan mata uang utama dunia lainnya terhadap dolar AS kala itu.
Sebetulnya penguatan harga emas juga tidak bisa berlangsung lama dan besar karena pengaruh akan naiknya suku bunga the Fed serta perang dagang membuat kondisi tersebut terbatas. Pemberi ruang penurunan harga emas juga masih dikarenakan perubahan pandangan ekonomi dari bank sentral AS menjadi salah satu penyebab harga emas kedepannya bisa tertahan kenaikannya.
Isyarat kuat inilah yang akan selalu menahan jalan kenaikan emas lagi yaitu sinyal bahwa The Fed menekankan bahwa kondisi tenaga kerja dan aktivitas ekonomi AS terasa lebih kuat daripada sebelumnya dan diperkirakan ruang kenaikan suku bunga bisa dilakukan pada rapat selanjutnya. Bila memang pertumbuhan ekonomi AS benar naik maka kesempatan naiknya suku bunga the Fed masih terbuka lebar. Apalagi Trump terus menekan negara-negara lain yang dianggapnya telah merugikan AS dalam masalah kebijakan perdagangannya.
Sebetulnya sisi perang dagang yang mendatangkan inflasi, seringkali membuat dampak kurang bagus ke emas karena ketika inflasi meninggi, investor melihat kenaikan suku bunga the Fed makin mudah naik sehingga ini jalan buruk bagi emas. Hari ini kita akan melihat harapannya bahwa delegasi China bisa berhasil membuat sebuah kesepakatan dagang baru dengan Presiden Trump pada bulan ini sehingga potensi perang dagang bisa dikurangi frekwensinya sehingga gejolak jual harga emas juga semakin hilang.
Jika memang ada kesepakatan baru maka ada peluang harga emas bisa membaik lebih besar lagi. Itupun dengan catatan penguatannya juga tidak akan besar karena masih ada pengaruh akan naiknya suku bunga the Fed bulan depan.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi