- JAVAFX – Harga emas masih lanjutkan koreksi akibat testimoni Powell pada perdagangan siang hingga sore hari ini di mana sisi jual lanjutan emas masih muncul ditengah rasa optimis the Fed yang akan tetap menaikkan suku bunganya.
Sisi jual lanjutan emas untuk sementara muncul lagi di siang ini, di mana investor sedang harap-harap cemas menantikan testimoni Jerome Powell di hadapan Kongres AS nanti malam. Ketua the Fed dipastikan akan memberikan testimoninya selama 2 hari di 2 tempat berbeda dan kedua tempat akan mempunyai tema yang sama yaitu intinya pasar ingin tahu perkembangan lebih lanjut dari rencana kerja the Fed.
Faktor optimis Powell memang sempat terlontar pada pernyataannya di hari pertama, di mana perekonomian AS makin solid meskipun masalah perang tarif akan menghadangnya. Kondisi tenaga kerja AS sedang ketat dan tingkat inflasi sedang berada di atas target bank sentral, sehingga ruang kenaikan suku bunga the Fed memang masih dibutuhkan ekonomi AS di masa mendatang.
Tekanan juga berlanjut setelah Presiden the Fed cabang Kansas, Esther George juga menyatakan bahwa kenaikan suku bunga the Fed sangat dibutuhkan dengan akselerasi cepat karena ekonomi AS yang memanas. Situasi ini tentu akan membuat emas tidak akan menarik untuk dikoleksi apalagi pasar ekuitas di Asia semuanya tadi sedang berpaling ke aset berlatar belakang AS seperti greenback.
Hal ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $2,80 atau 0,24% di level $1224,50 per troy ounce. Dan harga perak juga bergerak negatif pada siang ini, sebagai bentuk aksi shortsell lanjutan pasca koreksi di perdagangan sebelumnya.
Sebelumnya, seperti kita ketahui bahwa pekan lalu harga emas ditutup melemah, dan harga emas bertengger lagi di level terendah tahun ini lagi dan terkoreksi lebih dari 1% sebagai dampak meruncingnya perang dagang dan akan naiknya suku bunga AS. Pemerintah AS telah memberikan tarif baru terhadap barang asal China, yang merupakan ancaman lanjutan dari Presiden Trump terhadap China yang belum memperbaiki sistem perdagangannya dengan AS sehingga membuat AS merasa dirugikan olehnya.
Masalah perang dagang juga telah membuat inflasi di dunia meningkat. Situasi perang dagang yang memanas, memang kadang kala menguntungkan sisi jual emas di mana dengan kenaikan tarif maka harga barang akan naik pula, dan itu artinya inflasi AS akan naik. Sejalan dengan keinginan the Fed yang senang menaikkan suku bunganya, maka naiknya inflasi justru akan sangat mendukung fokus kerja the Fed tersebut, yaitu naiknya suku bunga. Mendengar suku bunga naik maka harga emas akan terkoreksi atau terkontraksi.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi