Harga emas turun ke level terendah satu minggu terakhir pada hari Rabu. Penurunan emas ini akibat tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi dan dolar AS imbas penantian pasar yang menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve.
Sepertinya emas masih belum akan mampu menembus level $1.800 dalam waktu dekat ini. Bahkan pergerakan emas menuju level psikologis tersebut justru cenderung melambat. Ini karena adanya skenario di mana imbal hasil obligasi AS dan dolar terlihat pulih, yang berarti menggerus harga emas.
Jika Fed indikasikan arah negatif bagi pasar obligasi, maka ini akan mempengaruhi pergerakan signifikan untuk emas. Tapi, jika tidak, maka emas diperkirakan masih akan bergerak di sekitar area $1.760- $1.7900.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun melonjak ke level tertinggi sejak 13 April. Dan seperti biasa, ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan. Sementara itu indeks dolar naik 0,1%.
Ketua Fed Jerome Powell hari ini diyakini masih akan menegaskan kembali pengenduran kebijakan moneter masih akan berlanjut untuk periode yang lama.
Powell masih akan mencoba menunjukkan gambaran yang sama bahwa kenaikan inflasi saat ini hanya sementara. Bahkan ini akan menghilangkan spekulasi tentang penarikan pembelian obligasi dalam waktu dekat. Sangat mungkin bahwa imbal hasil obligasi akan kembali turun malam ini. Dan emas berpeluang untuk pulih dari penurunan terakhirnya.
Beberapa analis bahkan telah memangkas perkiraan harga emas, di mana banyak yang percaya pemulihan ekonomi akan mengganggu emas untuk kembali ke rekor tertinggi tahun lalu, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan. Namun, Goldman Sachs justru meyakini emas akan menyentuh angka $2.000 per ons dalam enam bulan ke depan dan mengatakan masih terlalu dini bagi bitcoin untuk bersaing dengan emas untuk permintaan safe-haven.
Terpantau, emas spot turun 0,6% ke level $1.765,85 per ons. Emas bahkan sempat turun ke level terendah sejak 20 April di level $1.762,50. Sementara emas berjangka AS turun 0,7% ke level $1,765.70.
