JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(17/10/2017), harga emas makin melemah pada perdagangan sore hari ini, sebagai lanjutan pergerakan negatif sebelumnya dengan dukungan akan naiknya suku bunga the Fed yang didukung oleh mulai membaiknya data-data ekonomi AS.
Penguatan kali ini terjadi setelah pasar melihat kandidat pengganti Yellen di Februari semakin membuat pasar semakin yakin dengan pilihan Trump pasca wawancaranya dengan ekonom Stanford University, John Taylor yang memang dilihat pasar lebih agresif dalam memberikan pandangan bagi kebangkitan ekonomi AS. Sejauh ini sudah ada 4 kandidat yang diwawancarai Trump sebagai kandidat pemimpin the Fed, seperti Kevin Warsh, Jerome Powell, Gary Cohn dan John Taylor. Dijadwalkan Kamis ini giliran Janet Yellen akan diwawancarai oleh Trump.
Investor sejauh ini pula melihat pergerakan harga emas gagal bertahan diatas area psikologisnya di $1300 pertroy ounce ketika akan datangnya data ekonomi penting dari AS seperti perkembangan kegiatan industri dan sektor perumahan AS dengan perkiraan sedikit membaik sehingga memang ada harapan negatif jual bagi emas hingga penutupan pasar emas hari ini.
Hal inilah yang membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $11,30 atau 0,87% di level $1291,70 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex untuk sementara bergerak melemah $0,21 atau 1,23% di level $17,16 pertroy ounce.
Sebetulnya harga emas masih cenderung dalam tren negatif setelah Yellen diawal membuat getaran-getaran aksi jual emas dengan keyakinan tinggi bahwa menurut Yellen kondisi ekonomi AS sedang melaju dengan moderat yang artinya masih ada keberlanjutan pertumbuhan ekonomi hingga tahun-tahun selanjutnya. Keoptimisan tersebut memang sedikit mengulang apa yang Yellen ucapkan ketika memberikan keterangan kepada media sesaat setelah rapat suku bunga the Fed di pertengahan September lalu dikala the Fed tetap membiarkan suku bunganya mengambang diantara 1% hingga 1,25%.
Yellen juga menyatakan bahwa tingkat inflasi memang masih dibawah target bank sentral, namun dengan ketatnya pasar tenaga kerja dan fokus kerja the Fed memperbaiki neraca serta kebijakan pajak AS yang baru, lambat laun diperkirakan 2019 nanti laju inflasi AS bisa diatas 2% meski tetap diiringi kenaikan suku bunga sejak Desember tahun ini hingga akhir 2018 nanti. Mendengar kata suku bunga, maka emas akan mengalami tekanan harga.
Malam ini, emas menantikan data industri dan perumahan AS, bila keduanya memburuk maka ada kesempatan penguatan bagi emas.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Tokyo Herald