JAVAFX – Analisa fundamental di hari Rabu(8/11/2017), harga emas kesusahan membalas kelemahannya pada perdagangan hari ini ketika situasi geopolitik di dunia telah menggiring keinginan emas untuk bisa mendekati level psikologisnya di $1300 pertroy ounce. Akan tetapi adapun hambatan penguatan harga saat ini yang disebabkan oleh data ekonomi AS yang terus membaik di beberapa hari mendatang masih bisa membatasi ruang beli emas lebih besar.
Seperti kita ketahui situasi politik di Timur Tengah sudah mulai kondusif dan data tenaga kerja JOLTs juga membaik lagi sehingga membuat greenback memberikan tekanan yang sempurna kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $4,90 atau 0,38% di level $1276,70 pertroy ounce.
Tren pergerakan dolar AS nampaknya pekan ini masih di area yang mirip-mirip saja tanpa ada dorongan lebih besar, pasca gaung tenaga kerja AS sudah hilang dan situasi geopolitik Korea dan Timur Tengah yang sewaktu-waktu bisa membuat pasar panik sehingga perlu kecermatan bagi investor memonitor 2 wilayah tersebut.
Kunjungan Presiden Trump ke Jepang, China dan Korea Selatan serta ke Vietnam dan Philiphina namun tidak ke Indonesia, membuat investor masih menanti dengan suasana yang tak menentu. Bila Trump membuat kesalahan sedikit saja dan menyinggung Kim, maka Korea Utara bisa melakukan konyol yang bisa menimbulkan aksi safe haven currencies dan commodity.
Gejolak akan perangnya Arab Saudi dengan Iran juga perlu diperhatikan sungguh-sungguh pasca pembersihan kabinet Saudi beberapa waktu lalu, dimana salah pemicunya adalah kebijakan Presiden Trump juga, sehingga investor sebaiknya melakukan transaksi jangka pendek sambil menaantikan kejelasan selanjutnya.
Gambaran tenaga kerja AS semalam memang diyakini tidak akan merubah peta kekuatan ancaman greenback terhadap pasar yang lain termasuk emas, tetapi kesadaran bahwa inflasi yang masih rendah memang harus tetap diperhatikan sungguh-sungguh bagi investor greenback bahwa kenaikan suku bunga the Fed memang harus terjadwal dan mempunyai kewaspadaan tinggi. Apalagi harga minyak yang merupakan salah satu komponen penting pendongkrak inflasi mulai dipercaya ekonom dunia mempunyai tren harga yang membaik hingga 3 tahun kedepan.
Hal ini membuat pandangan bahwa inflasi AS dipercaya akan mulai menampakkan sisi kelajuannya di beberapa waktu kedepan dengan terus melejitnya harga minyak tersebut, dimana jika inflasi meninggi, maka kesempurnaan kenaikan suku bunga the Fed memang makin terbuka adanya, apalagi sisi pertumbuhan ekonominya sangat sulit untuk dibendung kelajuannya dengan tambahan paket bantuan fiskal berupa reformasi pajaknya.
BACA: Harga Emas Tak Bisa Hindari Aksi Profit Takingnya
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: CNN Money