JAVAFX – Berita emas di hari Senin(26/2/2018), harga emas kembali menguat pada perdagangan sore hari ini dimana terdapat aksi beli kembali yang terjadi karena di dukung dengan khawatirnya investor melihat kondisi masa depan ekonomi AS yang sebetulnya akan kesulitan dengan kondisi kenaikan suku bunga yang agresif yang bisa membahayakan untuk terjadinya krisis keuangan baru.
Alhasil membuat harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara menguat $11,00 atau 0,83% di level $1341,30 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Mei di Comex untuk sementara menguat $0,20 atau 1,18% di level $16,75 per troy ounce.
Hasil notulen rapat suku bunga the Fed dan laporan kebijakan moneter the Fed kepada Kongres AS di pekan lalu, di lihat investor dengan nada yang sama dan tetap berpegang bahwa kondisi kinerja ekonomi AS masih bisa mendorong kenaikan suku bunga the Fed secara bertahap, minimal bisa 3 kali dan bisa mungkin 4 kali.
Seperti kita ketahui bahwa kondisi inflasi yang naik, membuat semua investor mempunyai pandangan terhadap keinginan the Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif semakin menguat, di mana sekarang ini bermunculan anggapan bahwa suku bunga bisa naik 4 kali paling sedikit adalah 3 kali. The Fed sendiri juga melihat bahwa sisi pertumbuhan ekonomi AS juga beranjak membaik dan tinggal melihat apakah produktivitas di AS masih bisa tumbuh berkelanjutan di tahun ini.
Situasi ekonomi AS yang memanas membutuhkan cara mendinginkannya sehingga sisi kenaikan suku bunga the Fed memang tidak bisa dihindari. The Fed sendiri masih menyatakan bahwa kenaikan suku bunga masih akan bertahap dan menuju level 2% di tahun ini. Dorongan tersebut sebetulnya bisa membuat Jerome Powell dalam testimoninya di pekan ini akan bernada hawkish.
Namun nyatanya jelang perdagangan akhir bulan kontrak Februari, membuat pasar obligasi AS perlahan-lahan memasuki area koreksinya, sehingga ini berimbas juga kepada dolar AS yang mengalami tekanan sejenak jelang pernyataan Draghi di depan parlemen Uni Eropa dan data penjualan rumah baru AS nanti malam.
Testimoni Jerome Powell di depan parlemen AS sangat ditunggu investor, dan banyak ekonom bahwa Powell akan memberikan testimoni berndada dovish agar dolar AS tidak menguat lebih jauh dan menghindarkan kinerja ekonomi AS berantakan. Berantakan disini maksudnya beban hutang AS sedang tinggi, dan bila suku bunga dinaikkan, maka beban hutang tersebut akan makin membukit, dan bisa membahayakan masa depan ekonomi AS dalam menghadapi gempuran krisis keuangan.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: BBC