JAVAFX – Harga emas ingin menguat lebih besar pada perdagangan hari ini aksi beli emas sepertinya memang masih berat dilakukan dengan volume yang besar karena sisi kenaikan suku bunga the Fed masih terus menghantuinya.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan awal pekan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $0,70 atau 0,05% di level $1292,00 per troy ounce.
Dan pagi ini potensi buyback mulai muncul dengan sedikit bantuan dari harga minyak yang terus meninggi membuat investor khawatir terhadap tingginya inflasi dunia. Jika inflasi dunia meningkat, maka investor butuh aset pelindung nilai infllasi di mana emas memegang peran penting di sini. Sekaligus pula harga emas sudah berada di level terendah sejak Desember tahun silam.
Sebelumnya harga emas sempat tertunduk lesu setelah Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin menyatakan bahwa di Sabtu lalu, AS dan China sepakat menunda kebijakan tarif serta akan diperbesar pembeliaan produk-produk pertanian dan energi AS oleh China dan segera disepakati pula pengetatan terhadap kebijakan hak paten yang sering dilanggar oleh perusahaan-perusahaan asal China.
Memang sejauh ini pihak China belum mengeluarkan komentar atas hasil perundingan akhir pekan tersebut, namun pihak AS sangat serius untuk mengurangi defisit perdagangannya senilai $335 milyar tersebut dengan akan mengirim Menteri Perdagangannya, Wilbur Ross ke Beijing untuk segera menindaklanjuti kesepakatan dagang tersebut.
Situasi ini sudah pasti membuat pasar ekuitas langsung bergairah lagi di mana faktor pengaman aset seperti emas juga segera ditinggalkan investor sejenak. Investor akan kembali memperhatikan bagaimana suku bunga the Fed bulan depan alias memperhatikan bagaimana data-data ekonomi AS. Kondisi ini tentu bukan hal yang baik bagi emas.
Investor hari ini akan melihat perkembangan pertemuan Presiden Trump dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dengan topik masalah denuklirisasi Korea Utara. Pertemuan ini akan memutuskan apakah Presiden Trump akan tetap menghadiri pertemuannya dengan Presdien Kim di Singapura pada 12 Juni nanti atau tidak. Keraguan muncul di mata investor bahwa keberhasilan denuklirisasi tersebut semakin dipertanyakan setelah Korea Utara sepertinya keberatan jika proses tanpa nuklir di negaranya bisa berakibat seperti Iran. Sisi ini bisa timbul safe haven emas jika pertemuan 3 minggu lagi tersebut gagal terwujud.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters