JAVAFX – Analisa fundamental di hari Rabu(14/2/2018)Harga emas ingin melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini di mana berharap masih stabilnya pasar ekuitas AS sehingga berimbas ke pasar ekuitas Asia sehingga memunculkan kembali unsur beli bagi emas di saat investor sudah tidak lagi panik dan tidak ada unsur aksi ambil untungnya.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback telah mengalami tekanan dari emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $5,60 atau 0,42% di level $1332,00 per troy ounce.
Pasar ekuitas di AS sudah stabil dengan arah menguat dan layanan pemerintah AS tidak akan ditutup dalam jangka waktu 2 tahun. Namun sayangnya program infrastruktur dan militer Trump telah memangkas belanja masalah sosial AS, dan ini sangat tidak disukai investor, apalagi defisit anggaran AS bisa naik dua kali lipat menjadi $7 trilyun dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
Ini memberatkan langkah bank sentral AS dalam fokus kerja memperbaiki defisit neraca dan kenaikan suku bunga the Fed tentu makin berat langkahnya di mana sisi hutang tersebut secara langsung akan membebani belanja konsumen yang tentu akan terbatas. Berat langkah di sini dengan maksud bahwa pendanaan infrastruktur tersebut harus menerbitkan surat hutang pemerintah, di satu sisi bahwa program tersebut bisa mendorong daya beli dengan penciptaan lapangan kerja, namun di sisi lain suku bunga yang naik tentu akan menambah beban biaya bunga dari pinjaman tersebut, sehingga dapat memunculkan model baru terhadap krisis keuangan.
Masalah belanja anggaran Trump memang masih akan terus membebani dolar AS sendiri sehingga emas menikmati kenaikannya. Tentu hari ini ujian emas masih akan berlanjut ketika data pertumbuhan ekonomi Jepang akan rilis. Perkiraannya bahwa PDB Jepang masih bisa tumbuh, bila besar tumbuhnya maka yen dan emas bisa menguat, di mana kondisi ini tidak disenangi oleh Abenomics, sehingga harus waspada ada operasi pasar dari BoJ bila yen terlalu menguat seperti yang terjadi pada pekan kemarin.
Data pertumbuhan dan inflasi Eropa juga akan rilis nanti, dengan harapan bahwa kondisi keduanya akan membaik sehingga normalisasi kebijakan moneter Uni Eropa akan segera terwujud mulai tahun ini sehingga tahun depan suku bunga ECB sudah bisa naik. Kondisi ini bisa membuat emas menekan dolar AS.
Namun fokus pergerakan emas ada pada data inflasi AS yang akan rilis nanti malam dengan perkiraan juga akan meningkat. Bila ini terjadi maka kondisi kenaikan suku bunga the Fed yang agresif akan semakin terbuka lebar sehingga dolar AS bisa menekan emas.
Tentu berharap juga bahwa pasar ekuitas juga tidak ikut bergejolak seperti kejadian 10 hari lalu yang panik karena upah pekerja AS meningkat. Bila memang bergejolak lagi maka pasar saham global juga harus bersiap untuk melemah tajam dan emas bisa menguat lagi sebagai bentuk amanat safe haven atau pengaman investasi sesaat.
Data penjualan eceran AS juga akan rilis, namun memang gaungnya tidak sebesar inflasinya, namjn kami melihat bahwa data perwujudan 2/3 PDB tersebut bisa mempungai efek jangka waktu yang lebih panjang daripada data inflasi sendiri. Bila membaik maka PDB AS masih bisa bertahan di kisaran 3%, dan ini bagus buat kinerja dolar AS dan pertanda posisi jual bagi emas untuk jangka yang lebih panjang.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters