JAVAFX – Harga emas gagal manfaatkan peluang pada perdagangan Jumat kemarin dengan gagal menciptakan situasi beli kembali meskipun pertumbuhan ekonomi AS mulai dipertanyakannya lagi.
Harga emas pekan lalu sempat membaik setelah Presiden Trump menuduh Uni Eropa dan China telah memanipulasi pergerakan mata uangnya agar tetap bernilai rendah dan terus berusaha menahan kenaikan suku bunganya sehingga dolar AS terus menguat. Trump melihat bahwa situasi seperti ini merupakan kondisi yang tidak adil bagi ekonomi AS yang terlihat dirugikan dalam melakukan transaksi perdagangannya.
Seperti kita ketahui beberapa waktu sebelumnya harga emas terus alami tekanannya dan menciptakan level terburuk sepanjang tahun ini serta berada di level terendahnya sejak Juli 2017 lalu di mana salah satu pemicu koreksi emas adalah pernyataan dari ketua the Fed Jerome Powell, yang menyatakan bahwa perekonomian AS masih solid di mana tingkat tenaga kerja yang ketat dan inflasi yang sesuai dengan keinginan bank sentral sehingga tahun ini dipastikan suku bunga akan naik tiap 3 bulan.
Namun rupanya penguatan emas bisa muncul lagi karena Presiden Trump bereaksi positif ketika bertemu dengan Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker di Washington, di mana keduanya sepakat untuk menunda pemberlakuan halangan tarif baru bagi kendaraan dan akan meningkatkan pembelian produk asal AS. Namun sayangnya, situasi ini tidak berlangsung lama karena China akan berencana melakukan tindakan balasan sehingga tensi perang dagang memanas lagi. China berencana memberikan tindakan balasan kepada AS tentang tarif senilai $200 milyar.
Selain itu, harga emas tergerus penguatannya juga karena keputusan bank sentral Uni Eropa, ECB, yang tidak merubah kebijakan suku bunganya hingga 2019 nanti, membuat greenback berhasil menekan euro lagi sehingga harga emas terkesan lebih mahal lagi ketika dolar AS menguat. Sayangnya, akhir pekan lalu data pertumbuhan ekonomi AS masih membaik lagi namun mulai dipertanyakan kelanjutannya setelah munculnya perang dagang, akan tetapi harga emas masih gagal membuat perhitungannya.
Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $2,60 atau 0,21% di level $1232,70 per troy ounce. Untuk perdagangan sepekan lalu, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,7%.
Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,01 atau 0,01% di level $15,49 per troy ounce.
Rupanya bayang-bayang kenaikan suku bunga the Fed tidak bisa dihilangkan investor begitu saja, sehingga penurunan emas memang masih sering terjadi.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup negatif di mana bursa DowJones turun 0,30%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami pelemahannya sebesar 0,11% di level 94,673. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu data pending home sales AS.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi