JAVAFX – Harga emas gagal manfaatkan momentum PDB AS yang turun pada perdagangan Kamis kemarin seiring dengan keinginan bank sentral AS yang akan terus meningkatkan suku bunganya dalam waktu dekat.
Sebelumnya Presiden the Fed cabang Boston Eric Rosengren menyatakan bahwa ekonomi AS masih butuh kenaikan suku bunganya namun secara bertahap, giliran Presiden the Fed cabang Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa ekonomi AS masih overheating atau memanas, sehingga butuh pendingin dengan cara menaikkan suku bunganya. Bostic memikirkan setidaknya suku bunga AS bisa naik 2 kali lagi, atau total 4 kali di tahun ini jika benar terjadi.
Kondisi ini tentu bukan berita gembira bagi emas yang sangat sensitif jika mendengar kenaikan suku bunga. Kondisi ini membuat indeks dolar menguat lagi dan menghancurkan safe haven curencies sehingga menekan emas kembali untuk berada di level terendahnya lagi tahun ini. Padahal data PDB AS tidak sesuai atau bisa dikatakan mengalami kontraksi atau penurunan dari 2,2% menjadi 2%. Momentum ini gagal dimanfaatkan emas untuk revans lagi.
Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $6,46 atau 0,53% di level $1249,50 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,19 atau 1,18% di level $16,05 per troy ounce.
Sejauh ini harga emas di pekan ini sudah turun 1,4% dalam sepekan, turun 4% selama sebulan perdagangan dan 7% dalam setahun. Semalam harga emas menyentuh level terendahnya sejak Desember 2017 lalu.
Sebelumnya harga emas selalu mengalami koreksi sejak perang dagang memanas. Kondisi ini menimbulkan efek bahwa harga barang di AS akan naik karena dikenakannya tarif barang impor sehingga mendorong harga itu sendiri atau inflasi. Kondisi ini tentu sangat menguntungkan the Fed yang sangat rajin untuk melakukan kenaikan suku bunganya, disinilah letak dasar harga emas terus melemah.
Investor rupanya masih lebih khawatir terhadap masa depan suku bunga the Fed daripada masalah perang dagang itu sendiri. Situasi ini membuat investor melihat perkiraan pada Desember nanti, suku bunga the Fed masih bisa naik kembali di mana diperkirakan lebih dari 40% perkiraan kenaikan keempat terjadi. The Fed cabang Dallas dan Atlanta juga sudah menyatakan bahwa suku bunga bisa naik 2 kali lagi di tahun ini.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street ditutup di ruang positif, di mana bursa DowJones ditutup naik 0,41%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatan sebesar 0,04% di level 95,020. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu laporan inflasi Tokyo, sentimen konsumen Jepang, penjualan eceran Jerman, transaksi berjalan Inggris, PDB Inggris, core PCE AS, sentimen Michigan.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Untuk mendapatkan free signal trading, analisa market mingguan, full support langsung dari analis,
Hubungi JAVAFX :
Phone / WhatsApp : 082116448874
Apakah Anda membutuhkan informasi Training JAVAFX, Introducer Broker – IB, belajar forex, teknikal forex, signal forex, strategi forex dan analisa forex untuk melakukan transaksi trading forex, trading emas, trading oil, trading index minggu ini? Segera Hubungi Analis JAVAFX
Author : Adhi Gunadhi