JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(25/9/2017), harga emas di persimpangan jalan pada perdagangan sore awal pekan ini dimana pengaruh geopolitik Korea sudah mereda diimbangi dengan akan naiknya suku bunga the Fed di tahun ini sekali lagi.
Sepanjang akhir pekan lalu, tidak terjadi kehebohan di pasar komoditi yang dilakukan oleh Korea Utara, bahkan sepertinya Presiden Kim sedang termenung sedih karena China telah membatasi impor bahan bakarnya ke Korea Utara serta pelarangan ekspor tekstil Korea Utara sebagai bentuk sanksi dari DK PBB, membuat Pyongyang akan kehabisan sumber pendanaan untuk pengembangan senjata nuklirnya.
Hal ini membuat aksi safe haven emas berakhir, apalagi pasar di minggu ini sedikit kuatir akan berbicaranya beberapa pejabat the Fed termasuk Janet Yellen di Selasa ini. Investor sebetulnya masih enggan mengoleksi emas lebih lanjut berkat hasil dari Fed meeting pekan lalu sehingga membuag perkiraan kenaikan suku bunga the Fed di akhir tahun meningkat dari 40% menjadi 72%, demikian ungkap Reuters sore ini.
Faktor jual emas akhirnya dapat dilanjutkan dari pasar Asia hingga Eropa kali ini karena Korea Utara kemungkinan besar tidak akan lagi melakukan uji coba bom hidrogennya di Pasifik dalam waktu dekat sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah $1,30 atau 0,10% di level $1296,20 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex untuk sementara bergerak melemah $0,01 atau 0,10% di level $16,96 pertroy ounce.
Kondisi safe haven emas yang timbul dengan masih terbatas sebelum ada percobaan bom tersebut. Selain itu, pembatasan penguatan emas masih terkait akan naiknya suku bunga the Fed yang dijelaskan dari hasil rapat suku bunganya minggu ini. Dalam monitor perkiraan kenaikan suku bunga the Fed di akhir tahun ini telah mengalami kenaikan persentase, dari 60% sebelum Fed meeting, menjadi diatas 70% setelah Fed meeting, sehingga memang dapat dipastikan suku bunga the Fed harus naik 3 kali di tahun ini dan di tahun depan.
Seperti kita ketahui bahwa the Fed di hasil rapat suku bunganya yang terakhir akan melanjutkan jadwal kenaikan suku bunganya tiap tahun 3 kali, meskipun inflasi AS masih jauh dibawah target 2% the Fed. Beberapa pejabat the Fed justru kuatir dengan kondisi suku bunga rendah karena kurang begitu mendukung laju pertumbuhan ekonominya.
Sejauh ini beberapa data ekonomi AS juga mengharuskan suku bunga AS untuk menaik, agar tidak terjadi pemanasan ekonomi. Mendengar kata suku bunga the Fed, tentu akan membuat harga emas kurang disukai dimata investor dunia karena kesempatan mendapatkan capital gain juga tertinggal dibandingkan surat hutang berlatar belakang greenback.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: The Telegraph