JAVAFX – Analisa fundamental di hari Rabu(1/11/2017), harga emas condong mengarah ke Selatan lagi alias melemah pada perdagangan hari ini dengan keragu-raguan menghadapi data-data ekonomi penting AS sehingga nampaknya emas makin menjauhi level psikologisnya di $1300 pertroy ounce.
Di perdagangan kemarin, seperti kita ketahui membaiknya data keyakinan konsumen yang tertinggi sejak 17 tahun lalu, membuat greenback berani menekan mata uang utama dunia lainnya serta emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $5,90 atau 0,46% di level $1271,80 pertroy ounce. Untuk perdagangan bulanan, emas mengalami penurunan 1,1%.
Tren pergerakan dolar AS nampaknya hari ini ingin mempertahnkan penguatannya kembali, dengan sedikit menatap kembali mengenai faktor keterpiilhan Jerome Powell dibanding John Taylor sepertinya hari ini tidak akan menjadi fokus utama bagi pasar uang dan pasar komoditi.
Disisi lain, fundamental ekonomi AS apakah data hari ini mendukung kenaikan suku bunga the Fed di akhir tahun ini sekali lagi ataukah tidak. Setelah data keyakinan konsumen semalam mengejutkan pasar, apakah malam ini data ADP payroll juga akan mengejutkan kembali. Data ini merupakan rujukan awal dari data nonfarm payroll akhir pekan, dimana diperkirakan ada lonjakan penambahan tenaga kerja baru di AS sehingga ada harapan NFP juga akan membaik lagi.
Begitu juga ada data ISM manufaktur yang melihat bagaimana aktivitas manufaktur di AS, bila masih di area ekspansif, maka greenback masih ada peluang penguatannya. Rapat suku bunga the Fed bisa menjadi bumbu penyedap rasa di perdagangan hari ini dengan perkiraan tidak ada perubahan tingkat suku bunga dari Fed Fund rate.
Sekali lagi data-data tersebut sebagai penunjang naik tidaknya suku bunga the Fed di masa mendatang. Muncul pertanyaan yang dibutuhkan investor terhadap pengaruh data-data tersebut kepada berapa kali lagi di 2018 the Fed akan menaikkan suku bunganya. Diperkirakan bahwa idealnya suku bunga the Fed tahun depan naik tidak lebih dari 3 kali, karena kami melihat progres reformasi pajak tersebut mulai mendapatkan situasi yang tidak kondusif di dalam negeri AS sendiri.
Seluruh pelosok dunia hari ini sedang memperhatikan kegiatan pabrikan atau induustrinya termasuk AS, namun kami melihat potensi penguatan dolar AS memang masih tinggi di pekan ini, hingga menantikan data NFP akhir pekan ini serta siapakah yang akan menggantikan Janet Yellen dan keberlanjutan reformasi pajak AS yang kontroversial.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: CNN Money