JAVAFX – Analisa fundamental, Kamis(10/8/2017), harga emas coba bertahan dari gempuran taking-profit sejenak pada perdagangan hari ini pasca semalam menguat cukup tajam didukung oleh situasi safe haven emas.
Situasi panasnya suhu di Korea membuat investor mengambil inisiatif dengan langkah mengamankan portfolio investasinya mengingat situasi keamanan yang berpotensi terganggu kemungkinan besar akan membawa dampak yang kurang optimal bagi jalannya roda ekonomi dunia.
Pada perdagangan kemarin, emas bergerak menguat tajam setelah tegangnya Korea Utara sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $20,60 atau 1,63% di level $1277,60 per troy ounce.
Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,54 atau 3,30% di level $16,93 per troy ounce.
Situasi safe haven emas muncul kembali setelah sebelumnya Trump, Tiongkok dan Korea Selatan berusaha menekan Korea Utara untuk tidak melakukan percobaan rudal nuklirnya lagi bila tidak ingin mendapatkan embargo.
Trump sendiri tadi pagi menekan jangan sampai Korea Utara membangkitkan amarah AS dengan percobaan senjatanya.
Disinyalir bahwa Korea Utara berhasil membuat bahan senjata nuklir yang kecil untuk dipanggil oleh rudal jarak menengah yang dapat menjangkau jarak jauh, dan dipelajari oleh Pyongyang bahwa pihaknya akan menyerang pangkalan militer AS di Guam yang berada di Samudera Pasifik menggunakan rudal tersebut.
Saling mengancam ini membuat investor kuatir mengenai keamanan investasinya sehingga untuk sementara mengalihkan portfolio investasinya ke emas, yen dan Swiss franc.
Hingga pagi ini kondisi tersebut masih belum mereda kondisinya.
Pekan lalu sebetulnya emas berhasil bertahan di level tingginya dengan dorongan dari rencana the Fed yang akan mengurangi defisit neracanya dengan cara mulai mengurangi kepemilikan surat hutangnya dan kemungkinan besar masih memikirkan inflasi yang tetap rendah sehingga diperkirakan tahun ini suku bunga the Fed tidak akan dinaikkan lagi.
Namun investor harus tetap waspada hari ini karena data klaim pengangguran AS nanti malam akan rilis.
Bila klaim mengalami penurunannya kembali maka berarti situasi tenaga kerja AS masih membaik.
Kondisi tenaga kerja AS, seperti yang dilaporkan beberapa hari ini seperti pembukaan lapangan kerja AS tertinggi sejak Desember 2000 lalu dan payroll AS yang masih diatas angka 200 ribu, membuat situasi tenaga kerja AS nampaknya masih sangat ketat dan dapat memberikan sumbangan kepada perhatian investor dunia bahwa kondisi ekonomi AS masih baik-baik saja pada awal kuartal ke 3 tahun ini.
Situasi tenaga kerja AS yang mengetat ini tentu akan menjadi dukungan yang cukup besar dimana kesempatan kenaikan suku bunga the Fed di tahun ini sebelumnya kurang dari 50% potensi kenaikannya menjadi diatas 60% untuk kenaikan di Desember ini.
Seperti kita ketahui bahwa emas sangat sensitif mendengar kata suku bunga the Fed. Bila terucap suku bunga naik, maka emas akan harap-harap cemas untuk terkoreksi.
Namun sepertinya beberapa pejabat the Fed akan menyatakan di beberapa hari kedepan dengan nada dovish yaitu sebaiknya the Fed harus menerapkan suku bunga rendahnya karena situasi inflasi yang masih rendah meski sektor tenaga kerja AS makin ketat.
Ini bagian dari verbal intervensi agar dolar tidak terlalu menguat sebagai bagian usaha the Fed mengurangi defisit neracanya.
Perubahan fokus kerja the Fed ini dapat diartikan bahwa suku bunga yang diinginkan untuk terus naik, nampaknya akan sedikit tertunda kenaikannya, karena fokus kerja the Fed berubah ke perbaikan neracanya serta tekanan inflasi yang masih terus jauh dibawah targetnya, sehingga kami berkeyakinan bahwa dolar AS harus bernilai melemah atau undervalued hingga inflasi membaik.
Turunnya nilai mata uang dolar tentu memberikan pengertian bahwa harga emas akan meningkat.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: MarketWatch