Harga Emas Bisa Tembus Level Psikologis $1300/troyounce

0
120

JAVAFX – Analisa fundamental, Senin(14/8/2017)

Harga emas bisa tembus level psikologis $1300/troyounce pada perdagangan awal pekan ini pasca akhir pekan lalu masih ditutup positif didukung oleh situasi safe haven emas yang disebabkan oleh masih panasnya situasi Semenanjung Korea.

Situasi panasnya suhu di Korea membuat investor diperkirakan akan makin mengambil inisiatif dengan langkah mengamankan portfolio investasinya mengingat situasi keamanan yang berpotensi terganggu kemungkinan besar akan membawa dampak yang kurang optimal bagi jalannya roda ekonomi dunia.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, emas bergerak menguat tajam setelah tegangnya Korea Utara sehingga membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $3,90 atau 0,30% di level $1289,30 per troy ounce.

Untuk perdagangan mingguan, komoditi emas mengalami kenaikan sebesar 2,3%.

Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,01 atau 0,03% di level $17,05 per troy ounce. Untuk perdagangan mingguan, komoditi perak mengalami kenaikan sebesar 5%.

Memang masih menjadi polemik utama dalam perdagangan seminggu lalu dan dimungkinkan hari ini masih ada pengaruhnya bahwa situasi geopolitik di Korea akan tetap memanas.

Hal ini tentu akan membuat situasi dolar AS harus tertekan kembali, sebab bila terjadi gangguan stabilitas keamanan maka akan membawa dampak terhadap stabilitas ekonomi global nantinya.

Sehingga nuansa safe haven atau situasi pengaman investasi sesaat diperkirakan akan kembali muncul pada pekan ini.

Dengan kondisi yang sedang berlangsung saat ini, maka emas akan sangat diuntungkan, sementara untuk forex sendiri yang diuntungkan adalah mata uang yang berlawanan terhadap dolar AS.

Saling mengancam masih terus terjadi diantara Pyongyang dengan Washington, bahkan bursa Wall Street serta pasar komoditi minyak bergejolak cukup besar semalam.

Terlihat jelas bahwa kondisi peperangan sudah didepan mata, dimana pihak Korea Utara sudah mulai melakukan persiapan militernya untuk melakukan pelumpuhan pangkalan militer AS di Guam, Samudera Pasifik.

Hampir 3,5 juta penduduk Korea Utara sudah mengajukan diri untuk menjadi tentara cadangan Korea Utara bila terjadi dengan AS pasca embargo baru yang diterapkan PBB.

Apalagi China sendiri juga telah mempersiapkan diri dengan menggelar latihan militer untuk digunakan antisispasi perang tersebut.

Situasi ini tentu akan merubah peta ekonomi dunia juga dimana perang sangat identik dengan kondisi force majeur.

Kondisi ini memang merupakan kondisi diluar kendali teori ekonomi yang biasa menggerakkan pasar sehingga biasanya akan muncul situasi investasi pengaman yang biasa disebut safe haven.

Namun sebelum benar-benar perang meletus, maka fokus data akhir pekan lalu yaitu data inflasi AS akan sedikiit terasa di perdagangan hari ini setelah terilis dengan inflasi yang masih bertahan namun tidak sesuai harapan pasar.

Seperti kita ketahui bahwa masalah inflasi AS yang rendah telah mampu mengobok-obok hati investor dunia sejak FOMC meeting bulan Juni lalu dikala Janet Yellen menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja yang ketat membuat dirinya yakin bahwa the Fed masih bisa menaikkan suku bunga dengan tetap waspada tingkat inflasinya.

Disini kita bisa meneliti bahwa the Fed memang masih atraktif untuk menaikkan suku bunganya, namun sayang tingkat inflasi yang masih rendah justru menjadi bumerang dengan suku bunga yang tinggi karena dapat menimbulkan daya beli yang anjlok.

Inilah yang membuat the Fed mulai berpikir untuk memperbaiki neracanya terlebih dahulu agar mempunyai simpanan yang besar untuk melakukan intervensi pasar bila terjadi penurunan daya beli tersebut.

Tidak ada data penting dari AS nanti malam, namun perkiraan kami bahwa situasi safe haven emas masih nampak karena Semenanjung Korea yang cenderung susah mereda.

 

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: The Filipino Times