JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(1/11/2017), harga emas berhasil wujudkan sisi beli lagi alias menguat pada perdagangan sore hari ini, dimana diperkirakan data ADP payroll dan ISM manufaktur AS tidak akan sesuai dengan perkiraan pasar sehingga ada peluang bahwa penguatan emas masih bisa muncul kembali meskipun dini hari nanti ada pengumuman suku bunga the Fed.
Emas semalam terkesan sangat melemah setelah data keyakinan konsumen AS yang menilai daya beli konsumen dan seberapa besar belanja modal akan terbentuk ternyata dilaporkan tertinggi sejak 17 tahun silam.
Fokus nanti malam, ada data ADP payroll dan ISM manufaktur AS apakah bisa menambah daya dobrak peningkatan kegiatan industri dan ketatnya tenaga kerja di AS yaitu menjadi lebih baik atau tidak, maka emas akan bisa juga menguat atau bisa makin menjauhi level psikologis tersebut karena keberpihakan suku bunga the Fed juga akan dipertaruhkan keberadaannya dan sekaligus diumumkan nanti malam.
Hal inilah yang membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $5,40 atau 0,43% di level $1275,90 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex untuk sementara bergerak menguat $0,19 atau 1,12% di level $16,88 pertroy ounce.
Sebelumnya kepastian Trump yang akan memilih Powell sebetulnya adalah sosok yang kurang hawkish atau kurang berani terhadap kenaikan suku bunga, sedangkan John Taylor yang memang berjiwa sangat hawkish dan disukai pasar pada umumnya sehingga bila memang Powell yang terpilih maka emas sudah mulai menampakkan keinginan untuk menguat karena dapat dipastikan di tahun depan suku bunga the Fed akan naik secara terjadwal dan hati-hati seperti pendahulunya Janet Yellen. Hal ini bisa kita ketahui di pekan ini.
Selain itu pengaruh pengajuan rancangan undang-undang reformasi pajak yang akan diserahkan di pekan ini juga, sepertinya masih kurang berpengaruh ke sebuah jalan negatif ke emas meski kegunaan reformasi pajak banyak mendapat kritik dari Senat AS maupun oleh ekonom-ekonom dunia, membuat sikap dari investor emas dunia sedang bingung, karena dapat diketahui bahwa paket kebijakan perbaikan ekonomi di bidang fiskal seharusnya dilakukan ketika negara sedang menghadapi resesi ekonomi, bukan ketika negara sedang sehat-sehatnya kondisi ekonominya, sehingga terkesan bahwa kebijakan fiskal ini terkesan mengada-ada dan malah membebani defisit anggaran pemerintah Trump.
Namun setidaknya reformasi pajak ini bisa meningkatkan laju PDB AS atau pertumbuhan ekonominya sebesar 0,5% dalam tahun pertama pelanksanaannya sehingga suku bunga makin mudah dinaikkan.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: National Geography