JAVAFX – Analisa fundamental di hari Kamis(15/2/2018), harga emas berharap tidak alami aksi akbil untung pada perdagangan hari ini setelah semalam menguat cukup besar hampir 2% setelah investor makin khawatir melihat masa depan ekonomi AS yang mulai menurun.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback makin mengalami tekanan dari emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $23,40 atau 1,76% di level $1353,80 per troy ounce.
Pasar ekuitas di AS sudah stabil dengan arah menguat dan layanan pemerintah AS tidak akan ditutup dalam jangka waktu 2 tahun. Namun investor masih skeptis dengan rencana program infrastruktur dan militer Trump yang telah memangkas belanja masalah sosial AS, dan ini sangat tidak disukai investor, apalagi defisit anggaran AS bisa naik dua kali lipat menjadi $7 trilyun dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
Ini memberatkan langkah bank sentral AS dalam fokus kerja memperbaiki defisit neraca dan kenaikan suku bunga the Fed tentu makin berat langkahnya di mana sisi hutang tersebut secara langsung akan membebani belanja konsumen yang tentu akan terbatas dan sudah barang tentu bahwa pendanaan infrastruktur tersebut harus menerbitkan surat hutang pemerintah. Di satu sisi bahwa program itu bisa mendorong daya beli dengan penciptaan lapangan kerja, namun di sisi lain suku bunga yang naik tentu akan menambah beban biaya bunga dari pinjaman tersebut, sehingga dapat memunculkan model baru terhadap krisis keuangan.
Masalah belanja anggaran Trump memang masih akan terus membebani dolar AS sendiri sehingga emas menikmati kenaikannya seperti terlihat semalam, apalagi data penjualan ecerannya turun tajam, yang menandakan akhir dari siklus positif bagi kinerja ekonomi AS.
Tentu hari ini ujian kinerja ekonomi AS menjadi tanggung jawab the Fed dengan melihat tingkat inflasi yang naik dan penjualan eceran yang turun sehingga peluang kenaikan suku bunga hanya bisa maksimal 3 kali saja. Bagi emas ini adalah berita gembira di mana the Fed tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunganya.
Pasar hanya akan melihat situasi pertumbuhan ekonomi AS di masa mendatang, apakah masih bisa bertahan di kisaran 3% atau tidak. Penentuan tersebut pada hari ini ada pada aktivitas manufaktur di AS serta klaim penganggurannya.
Aktivitas manufaktur yang terbagi dari beberapa data, bisa mempengaruhi atau mewakili bagaimana kegiatan di sektor tersebut sehingga bisa menentukan besaran belanja investasi dan belanja konsumen di masa mendatang, makin besar kapasitas terpasang atau hasil kegiatan sektor manufaktur, maka serapan tenaga kerja serta daya beli konsumen makin membaik, sehingga ini mendukung penguatan dolar AS.
Ujian bagi bagus tidaknya kinerja sektor tenaga kerja AS ada pada data klaim pengangguran mingguan, di mana pekan lalu datanya sangat bagus. Kali ini sepertinya data klaim tidak akan sebagus periode sebelumnya, sehingga tantangan penguatan dolar AS masih dipertanyakan kembali.
Data inflasi produsen AS juga akan rilis, apakah ada peningkatan atau tidak di periode kali ini. Pandangan kami melihat bahwa inflasi produsen tersebut sepertinya akan meningkat, namun sepertinya juga dolar AS tidak akan terlalu menguat juga, sehingga ada peluang bagi emas untuk menguat lebih lanjut.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Reuters