Harga Emas Berada Di Level Terburuknya Dalam 18 Bulan Terakhir

0
211

JAVAFX – Harga emas berada di level terburuknya dalam 18 bulan terakhir pada perdagangan Rabu kemarin dengan gagal menciptakan situasi belinya lagi dengan masih muncul bayang-bayang akan runtuhnya ekonomi Tutki yang bisa membawa dampak buruk ke ekonomi dunia.

Krisis Turki dengan tarif baru bagi impor logam asal Negeri Presiden Reccip Tayyib Erdogan terus membuat harga emas terpelanting atau terkoreksi cukup tajam kembali di mana kriris ini membuat pasar khawatir terhadap masa depan salah satu negara di Eropa tersebut karena mata uangnya, Lira sempat terjun bebas dan menyeret pasar uang global ikut merasakan koreksi panjang dari dolar AS.

Bank sentral Turki juga berusaha meredam gejolak dengan mendapat suntikan dana segar dari Qatar sebesar $ 15 milyar, dan upaya ini sedikit berhasil meredam bagi koreksi Lira atau mata uang utama dunia lainnya kepada greenback, dan membuat harga emas mengalami tekanan yang cukup dahsyat dan untuk pertama kalinya dalam 2 tahun perdagangan di tutup di bawah level psikologis $1200 per troy ounce.

Hal ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $18,90 atau 1,57% di level $1181,80 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,63 atau 4,17% di level $14,43 per troy ounce.

Emas sebagai salah satu instrumen investasi pertahanan nilai aset selama masa ketidakpastian ekonomi telah gagal berfungsi karena investor beralih langsung dengan mencari aset berlatar belakang dolar AS yang lebih menjanjikan.

Pekan lalu penguatan harga emas sempat muncul setelah surplus perdagangan China tidak turun sebesar perkiraan pasar dan inflasi China yang membaik di saat kondisi perang tarif baru dimulai bulan lalu. Sinyal ini menandakan bahwa daya beli konsumen China sebagai pembeli emas terbesar didunia kemungkinan besar masih terjaga tinggi.

Dan kesempatan beli emas juga karena pasar sedang mempertanyakan kinerja ekonomi AS di kuartal ini ketika perang tarif terjadi. Namun sayang data penjualan eceran AS naik lagi, membangkitkan kenangan bahwa rencana kenaikan suku bunga the Fed makin kuat jalannya.

Sebetulnya banyak pihak yang mulai menyangsikan bahwa ekonomi AS masih bisa bertahan namun muncul krisis Lira yang membuat pasar bergejolak dan investor khawatir terhadap kegagalan sistem keuangan di Turki, telah membangkitkan aksi safe haven dolar yang tiada hentinya terjadi.

Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup negatif di mana bursa DowJones turun 0,54%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,04% di level 96,770. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu data tenaga kerja Australia, penjualan eceran Inggris, izin bangunan AS.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi