JAVAFX – Berita emas di hari Kamis(15/3/2018), harga emas belum berani memguat pada perdagangan sore hari ini dimana terdapat aksi jual tipis-tipis di emas karena investor masih khawatir suku bunga the Fed dapat memberangus tensi geopolitik global yang sedang memanas.
Hal ini membuat harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara melemah $0,30 atau 0,02% di level $1325,20 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Mei di Comex untuk sementara menguat $0,01 atau 0,04% di level $16,55 per troy ounce.
Gejolak politik memang biasanya akan membangkitkan sentimen safe haven emas, namun investor tampaknya masih enggan mengoleksi emas secara besar-besaran jelang Fed meeting membuat penguatan emas pun tidak tampak pada sore ini.
Alhasil membuat harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara melemah $0,70 atau 0,05% di level $1324,90 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Mei di Comex untuk sementara melemah $0,01 atau 0,04% di level $16,53 per troy ounce.
Konflik antara Moskow dengan London terus memanas pasca diusirnya diplomat Rusia dari Inggris sehingga potensi keributan sepertinya akan memanaskan suhu politik di Eropa. Investor berharap situasi tenang atau kondusif antara keduanya segera kembali terjadi karena dapat mempengaruhi pasar komoditas dengan situasi yang buruk.
Kebijakan fiskal Trump telah membuat sentimen anti-AS masih terus berkembang sejak pekan lalu dengan berharap dari negara lain untuk mendapatkan juga perlakuan khusus seperti Kanada dan Meksiko yang telah dibebaskan dari kebijakan tarif impor tersebut. Investor sebetulnya makin merasa khawatir terhadap masa depan perdagangan dunia pasca Gedung Putih memberikan tekanan kepada China untuk segera mengurangi defisit perdagangan AS dengan nilai $100 milyar dalam waktu dekat ini sehingga ancaman perang dagang dunia makin menggelora.
Situasi ini bisa dikatakan memberi proteksi perdagangan dengan China untuk kemudian hari, sehingga dapat dipastikan ada dua sisi yang akan muncul, yaitu sisi pertama bahwa kemelut perang perdagangan dunia akan tersulut sehingga ini bisa membangkitkan selera safe haven emas.
Namun aksi risk-appetite muncul juga di mana proteksi Washington terhadap Beijing tentunya akan membuat kesejahteraan warga China cenderung menurun, padahal negara dengan konsumsi emas terbesar di dunia adalah China, sehingga dari sisi ini situasi emas sendiri juga kurang diuntungkan karena permintaan emas juga akan menurun.
Sejak awal pekan ini dolar AS telah tertekan 0,3% oleh emas karena investor terus mencari pengaman investasinya yang disebabkan oleh Washington yang sebenarnya terus berusaha untuk melemahkan nilai dolar AS. Kondisi tersebut sedikit disayangkan banyak pihak terutama calon penasehat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow yang menginginkan nilai dolar AS tidak terpuruk lebih lanjut karena dapat membahayakan ekonomi AS sendiri.
Dari data penjualan eceran AS terus mengalami tekanan 3 bulan berturut-turut sehingga kondisi ini memang tidak akan membantu kenaikan suku bunga the Fed secara agresif, apalagi data inflasinya juga mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga sebaiknya bertahap 3 kali di tahun ini.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: BBC