JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(9/8/2017), harga emas bangkit disaat Semenanjung Korea memanas di perdagangan kali ini dan seakan menghilangkan pengaruh bagusnya data tenaga kerja AS beberapa hari lalu.
Faktor hilangnya pengaruh situasi tenaga kerja AS dan munculnya safe haven emas karena Trump dan Kim saling mengancam membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $11,30 atau 0,89% di level $1268,70 per troy ounce.
Untuk harga perak kontrak September di Comex untuk sementara bergerak menguat $0,24 atau 1,44% di level $16,63 per troy ounce.
Situasi safe haven emas muncul kembali setelah sebelumnya Trump, Tiongkok dan Korea Selatan tengah menekan Korea Utara untuk tidak melakukan percobaan rudal nuklirnya lagi bila tidak ingin mendapatkan embargo.
Trump sendiri tadi pagi menekan jangan sampai Korea Utara membangkitkan amarah AS dengan percobaan senjatanya.
Disinyalir bahwa Korea Utara berhasil membuat bahan senjata nuklir yang kecil untuk dipanggil oleh rudal jarak menengah yang dapat menjangkau jarak jauh, dan dipelajari oleh Pyongyang bahwa pihaknya akan menyerang pangkalan militer AS di Guam yang berada di Samudera Pasifik menggunakan rudal tersebut.
Saling mengancam ini membuat investor kuatir mengenai keamanan investasinya sehingga untuk sementara mengalihkan portfolio investasinya ke emas, yen dan Swiss franc.
Hingga sore ini kondisi tersebut masih belum mereda kondisinya.
Pekan lalu sebetulnya emas berhasil bertahan di level tingginya dengan dorongan dari rencana the Fed yang akan mengurangi defisit neracanya dengan cara mulai mengurangi kepemilikan surat hutangnya dan kemungkinan besar masih memikirkan inflasi yang tetap rendah sehingga diperkirakan tahun ini suku bunga the Fed tidak akan dinaikkan lagi.
Pergerakan positif dari logam mulia ini merupakan bentuk aksi beli tipis-tipis yang terlihat sesaat sebagai dampak kekuatiran tingkat tinggi dari investor emas setelah pergerakan beberapa pekan lalu yang penguatannya seakan tertahan akibat dari situasi tenaga kerja AS yang masih ketat, sehingga investor bimbang apakah emas masih dapat mendekati level psikologis $1290an hingga akhir pekan ini?
Faktor meredupnya akselerasi ekonomi AS beberapa waktu sebelumnya yaitu masalah rendahnya inflasi membuat fokus kerja the Fed berubah dan mengharuskan the Fed menjual beberapa surat hutangnya untuk memperbaiki defisit neracanya.
Fokus ke neraca bisa diartikan bahwa suku bunga untuk sementara dipinggirkan niatannya untuk naik.
Pasar membaca bahwa suku bunga the Fed paling cepat akan naik di akhir tahun ini dan itupun masih menjadi tanda tanya besar karena perkembangan suku bunga the Fed yang akan naik di akhir tahun ini kurang dari 60% untuk kesempatan naik, sehingga dimungkinkan bahwa Fed fund rate di tahun ini tidak berubah.
Seperti kita ketahui sebelum data payroll AS dirilis akhir pekan lalu, persentase kenaikan suku bunga the Fed akhir tahun dibawah 50%, dan kenaikan sekarang diakibatkan oleh data NFP yang bagus serta tingkat pengangguran yang menurun dan rata-rata upah yang diterima buruh naik serta pembukaan lapangan kerja AS yang tertinggi sejak Desember 2000, sehingga ekonomi AS masih tampak memanas dan suku bunga harus naik.
Seperti kita ketahui bila investor mendengarkan kata kenaikan suku bunga, khususnya suku bunga the Fed, maka itu berarti kabar buruk bagi harga emas, karena investasi emas akan mengalami situasi yang kurang begitu menguntungkan untuk jangka pendek dibandingkan investasi di pasar uang semisal investasi obligasi atau surat hutang.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, MarketWatch
Sumber gambar: Global InterGold