JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(13/11/2017), harga emas alami pelemahannya akibat dampak dari membaiknya data sentimen Michigan pada perdagangan kemarin. Sehingga kala itu harga emas sekali lagi ingin terus menjauhi level psikologisnya di $1300 pertroy ounce. Namun pelemahannya memang tidak signifikan seakan ingin memberitahu kepada pasar dan investor bahwa harga emas memang tidak boleh untuk naik secara besar dikala latar belakang membaiknya data-data ekonomi AS belakangan ini.
Nuansa safe haven emas yang merebak awal pekan kemarin, berakhir sudah diakhir pekan lalu dimana pengaruh jual kali selain karena, keluarnya travel warning Arab ke Lebanon yang merupakan salah satu daerah kendali Iran. Namun Presiden Trump berhasil meredam panasnya Semenanjung Korea dengan mengucapkan terima kasih kepada China yang turut mendukung embargo ke Korea Utara.
Peningkatan pajak di kawasan Timur Tengah juga membuat sisi permintaan emas di kawasan tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan sekitar lebih dari 4%. Penambahan pajak di Arab dan Uni Emirat Arab ini juga merupakan usaha bagi negara-negara itu membatasi pengendapan simpanan berupa emas oleh warganya.
Hal inilah yang sedikit banyak membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $13,30 atau 1,03% di level $1274,20 pertroy ounce. Untuk perdagangan mingguan, komoditi emas mengalami kenaikan sebesar 0,4%.
Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup melemah $0,10 atau 0,61% di level $16,87 pertroy ounce. Untuk perdagangan mingguan, komoditi perak mengalami kenaikan sebesar 0,2%.
Selain itu, turunnya harga minyak akhir pekan lalu, membuat semangat kenaikan harga emas juga kembali mereda, dimana pemanfaatan penurunan harga emas terkesan memanfaatkan situasi bagusnya data ekonomi AS yang rilis akhir pekan lalu dimana data sentimen konsumen Michigan AS masih di area yang tertingginya sehingga diperlukan kenaikan suku bunga the Fed lebih banyak.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah berhasil menguat sebesar 17% hingga saat ini, namun dalam jangka panjang masih sulit akan naik lebih jauh karena ada hadangan membaiknya data-data ekonomi AS.
Adanya pengunduran jadwal penerapan reformasi pajak, menandakan bahwa reformasi fiskal tersebut akan masih belum siap diterima oleh sebagian warga AS sendiri. Dijadwalkan baru tahun depan reformasi pajak baru akan dilaksanakan dengan pemotongan pajak penghasilan dari 35% menjadi 20%. Dipastikan juga defisit anggaran pemerintah Trump akan bertambah sekitar $1,5 trilyun hingga $1,7 trilyun pertahunnya, dan inilah yang membuat senat AS belum siap membahasnya secara detail sehingga menunda pelaksanaannya.
Beruntung komponen reformasi pajak ini tidak masuk dalam perhitungan perkiraan ekonomi the Fed sehingga emas terlihat tidak terlalu menguat. Sejauh ini pula yang membawa bursa saham Wall Street mengalami pelemahannya dimana DowJones spot ditutup turun 0,2% dan untuk mingguan turun 0,5%. Sedangkan indeks dolar atau Dixie turun 0,1% di angka 94,386 dan mingguan turun 0,6%. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas adalah data FDI China.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, BBC
Sumber gambar: Wall Street Journal