Emas tergelincir penutupan perdagangan di hari Jumat (11/03/2022) waktu setempat, karena imbal hasil Treasury AS naik di tengah data inflasi yang panas. Namun demikian, harga emas masih bisa mengukir kinerja positif secara mingguan, tercatat dengan kenaikan dua minggu berturut-turut setelah pembicaraan antara Rusia dan Ukraina tidak membuat kemajuan. Pada perdagangan emas di pasar spot, harga turun 0,3% menjadi $1,990,09 per ounce. Sementara emas di bursa berjangka AS turun 0,4% menjadi $1.992,50.
Sebagian besar pergerakan harga didorong oleh sentiment perang, terlihat bahwa pembatasan kinerja emas karena tidak adanya eskalasi perang, lebih-lebih menjelang FOMC. FED diperkirakan akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan pada 16 Maret. Hal ini diyakini akan membuat pasar emas tertekan karena sikap FED yang sedikit lebih hawkish.
Emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Investor bergegas ke aset safe-haven selama krisis Ukraina yang menyebabkan reli harga emas, yang telah melonjak sebanyak 8,5% dalam dua minggu terakhir, membawa mereka lebih dekat ke level rekor yang dicapai pada Agustus 2020.
Spot gold dapat menguji ulang support di $1.976 per ounce, penembusan dapat menyebabkan penurunan ke kisaran $1.924-$1.953.