Harapan Penguatan Harga Emas Kepada Memburuknya Data ISM AS.

0
91

JAVAFX – Analisa fundamental di hari Senin(2/10/2017), harapan penguatan harga emas kepada memburuknya harga data ISM AS nanti malam sehingga praktis di awal perdagangan sepertinya sisi negatif tetap ada akibat aksi risk appetite akhir pekan lalu nampak masih akan dilanjutkan pagi hingga sore ini.

Pertentangan antara safe haven dengan risk appetite masih akan terjadi yang diperkirakan akan terjadi hingga data nonfarm payroll dirilis di pekan ini. Safe haven berarti mencari investasi yang lebih aman dan mempunyai imbal hasil lebih rendah, dan risk appetite mengambil investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi dan lebih beresiko.

Faktor membaiknya data ekonomi AS akhir pekan dan aksi risk appetite membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $3,90 atau 0,30% di level $1284,80 pertroy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex ditutup menguat $0,17 atau 1,02% di level $16,68 pertroy ounce.

Kondisi suku bunga the Fed yang akan naik di akhir tahun ini dan terjadwal 3 kali lagi di tahun depan hingga 2019 nanti, membuat investor masih mengambil aksi risk appetite dengan mengoleksi dolar AS. Sejauh ini pula dolar AS masih punya kemampuan untuk terus menguat mengingat beberapa wilayah di dunia juga tidak dalam situasi yang kondusif.

Perrnyataan Yellen di pekan lalu masih mengharubirukan emas hingga saat ini, dimana ketika itu Yellen berucap bahwa tidak bijak menahan suku bunga rendah dikala pertumbuhan inflasi yang terlihat membaik sekarang ini. Beberapa pejabat the Fed seperti Esther George, Eric Rosengren dan Stanley Fischer juga mengamini pernyataan Yellen tersebut.

Namun setidaknya penyampaian Yellen ini ampuh untuk menggiring opini bahwa suku bunga memang harus naik. Kami yang bergabung dalam tim JAVAFX sendiri menilai bahwa dengan laju inflasi sekitar 1,4%, memang seharusnya suku bunga diatas level tersebut. Sedangkan Fed rate sekarang di antara 1% hingga 1,25%, dan pertumbuhan atau PDB sudah di 3,1%. Tentu ini membuat kemampuan bank sentralnya cukup berat menahan gejolak panasnya ekonomi AS bila suku bunga terus ditahan di level rendah.

Apalagi sebentar lagi reformasi pajak AS yang baru akan dilaksanakan, dimana kondisi tersebut bisa mendorong PDB AS di kisaran 3,5% hingga 4,2% dalam waktu dekat serta membawa inflasi meningkat pesat di kisaran 1,7% hingga 2,1%. Tentu layak untuk dibaca bahwa greenback masih cukup nyaman untuk menekan emas pada perdagangan akhir pekan, akhir bulan dan akhir kuartal ketiga ini.

Pasar awal pekan ini tentu akan bergejolak dengan beberapa data ekonomi di dunia seperti data bisnis tankan Jepang, data manufaktur di Eropa dan AS serta liburnya pasar China dan Australia, bahkan China libur sepanjang pekan ini.

Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: Yahoo Finance