Ibu kota Vietnam, Hanoi, pada Senin memperpanjang masa pembatasan COVID-19 selama dua pekan berikutnya.
Pihak berwenang Vietnam meluncurkan rencana untuk pengujian virus corona kepada 1,5 juta orang di daerah-daerah berisiko lebih tinggi di Hanoi untuk menahan lonjakan kasus infeksi corona.
Negara Asia Tenggara itu berhasil menangani wabah virus corona di sebagian besar masa pandemi, tetapi varian Delta yang ganas telah terbukti lebih mempersulit keadaan dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah kota Hanoi, yang telah memerintahkan warganya untuk tetap berada di rumah dan telah menghentikan semua kegiatan yang tidak penting sejak Juli, kini telah membagi wilayah kota itu menjadi zona “merah”, “oranye” dan “hijau” berdasarkan risiko infeksi.
“Oleh karena itu, warga di zona merah harus berada dalam rumah dan satu orang dari setiap rumah tangga di sana akan diuji tiga kali seminggu,” kata sebuah pernyataan dari otoritas kota Hanoi.
Warga di zona lain akan diuji setiap lima hingga tujuh hari, kata pernyataan tersebut.
Pada Senin, barikade-barikade dibuat untuk memisahkan zona merah dari daerah lain, menurut foto-foto yang diunggah di media sosial dan media massa.
Pihak berwenang Hanoi mengharapkan hingga 1,5 juta sampel uji COVID-19 akan dikumpulkan dalam pekan depan.
Pemerintah Vietnam sangat ingin menjaga agar wabah di Hanoi tidak mencapai intensitas seperti yang terjadi di Kota Ho Chi Minh.
Di pusat bisnis selatan Vietnam itu, orang-orang didorong untuk menguji diri mereka sendiri menggunakan alat tes antigen setelah layanan kesehatan kewalahan.
Hanoi melaporkan rata-rata 50 kasus tambahan COVID-19 setiap hari dan telah mencatat lebih dari 4.000 kasus sejak pandemi dimulai, menurut data resmi pemerintah.
Meskipun jumlahnya masih rendah, pihak berwenang waspada setelah varian Delta diketahui telah memicu peningkatan kasus infeksi virus corona di seluruh negeri menjadi lebih dari 524.000 kasus.
Sepertiga dari 8 juta penduduk Hanoi telah divaksin penuh.
Pada Minggu (5/9), kementerian kesehatan Vietnam meminta Hanoi dan Ho Chi Minh untuk memvaksin semua penduduk dewasa dengan setidaknya satu dosis hingga 15 September.
Vietnam memiliki tingkat vaksinasi COVID-19 terendah di kawasan Asia Tenggara.
Baru 3,3 persen dari 98 juta penduduknya yang telah divaksin penuh dan baru 15,4 persen yang telah menerima satu dosis vaksin.