Dolar AS sempat melemah di awal perdagangan sesi Eropa Rabu, tetapi kenaikan diperkirakan terbatas menjelang rilis laporan inflasi konsumen AS bulan April yang sangat dinantikan. Indeks Dolar masih naik 0,9% dan diperdagangkan di area 101,40 – 101,45.
Pasar mata uang diperdagangkan dalam pola bertahan karena para pelaku pasar menunggu rilis data inflasi AS terbaru, yang akan dirilis hari ini di sesi AS, sebagai petunjuk atas kebijakan suku bunga Federal Reserve di masa depan.
Bank sentral AS telah melakukan kenaikan suku bunga untuk kesepuluh kali berturut-turut di minggu lalu, meski Ketua Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa ia dapat menghentikan kampanye pengetatan pada bulan Juni jika data ekonomi yang masuk sangat memungkinkan untuk dilakukan penghentian tersebut.
Ekonom memperkirakan indeks harga konsumen inti yang dipantau secara luas, yang tidak termasuk harga pangan dan bahan bakar, meningkat sebesar 5,5% pada basis tahunan, sedikit lebih rendah dari kenaikan 5,6% bulan sebelumnya, dan kenaikan bulanan sebesar 0,4 %.
Pasar juga akan mengikuti diskusi seputar plafon utang AS setelah pertemuan anggota parlemen penting pada Selasa kemarin masih gagal memecah kebuntuan atas potensi peningkatan batas utang $31,4 triliun hanya dalam beberapa minggu sebelum Amerika Serikat mungkin dipaksa menjadi default yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dolar AS melemah terhadap euro, dengan EUR/USD naik 0,2% ke level 1,0976, namun masih mendekati level tertinggi lebih dari setahun setelah inflasi harga konsumen Jerman dikonfirmasi sebesar 0,4% pada bulan April, naik 7,2% pada tahun ini.
Sterling berhasil menguat tipis, dengan GBP/USD naik 0,1ke level menjadi 1,2627, mempertahankan momentum kenaikan menjelang pertemuan kebijakan bank sentral Kamis, yang diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,5% dalam upaya mengatasi inflasi.
Sementara itu, dolar AS menguat terhadap yen Jepang dengan USD/JPY naik 0,1% ke level 135,38, greenback masih memperpanjang penurunan untuk ke sesi keempat berturut-turut dengan Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter dovish nya untuk waktu dekat.