Greenback diperkirakan masih akan melemah hari ini, demikian dengan emas yang diperkirakan juga akan melemah. Padahal, data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis tadi malam mengalami penurunan bahkan berlawanan dengan proyeksi analis. Sehingga data itu cukup mampu untuk menopang dolar AS dan melemahkan emas.
Klaim tunjangan pengangguran AS dilaporkan sebanyak 787.000 pengajuan di pekan lalu, angka terendah awal mula pandemi covid19. Angka ini turun dari laporan minggu sebelumnya di angka 842.000 bahkan berlawanan dengan proyeksi antara 860.000 – 875.000 pengajuan. Pun juga untuk klaim pengangguran lanjutan, mengalami penurunan sebanyak 1,02 juta pengajuan menjadi 8,37 pengajuan.
Laporan klaim pengangguran itu semestinya cukup untuk membantu dolar AS menguat. Namun, jangan lupakan bahwa saat ini pasar memusatkan perhatiannya pada perkembangan paket stimulus yang mendekati kesepakatan. Pasar juga saat ini fokuskan perhatiannya pemilu presiden AS yang akan berlangsung dalam hitungan hari.
Secara teori, disepakatinya paket stimulus bantuan virus corona membuat dolar AS melemah, dan membuat emas menguat hari ini. Namun, ada data lain yang menghambat kenaikan emas. Yield treasury AS mengalami kenaikan. Korelasinya adalah, ketika imbal hasil obligasi naik maka harga obligasi turun. Imbasnya investor lebih memilih pasar obligasi dibandingkan emas. Logikanya, dolar AS akan diburu namun, pasar masih enggan untuk memburu dolar karena fokus tertuju pada stimulus dan pilpres.
Persistensi harapan bahwa Kongres akan mengeluarkan paket stimulus sebelum pemilu dan keyakinan bahwa belanja negara akan mengikuti. Tidak peduli siapa yang terpilih, telah mendorong aksi jual di pasar obligasi untuk mengantisipasi lebih banyak pinjaman pemerintah.
Emas kemungkinan akan mengalami kenaikan terbesar jika Demokrat mengubah susunan politik pada 3 November. “Saya pikir ini akan menjadi upaya Demokrat, dan itu akan bagus untuk emas. Kita harus mendapatkan stimulus fiskal yang layak, dan ada peluang bagus bahwa the fed akan membeli sebagian besar dari stimulus fiskal itu, yang berarti QE tambahan. Kedua kandidat baik untuk emas dan berpotensi buruk bagi dolar, ungkap ahli strategi komoditas senior Bloomberg Intelligence Mike McGlone baruu-baru ini.
Baca juga: Bloomberg: Siapapun Presiden AS, Harga Emas Setidaknya Naik 50%
Analis Java juga mengamini apa yang diproyeksi para ekonom. Meyakini bahwa siapapun yang menjadi presiden AS selanjutnya, emas tetap akan menguat. Ini akan menjadi kabar baik untuk penggemar emas.