Gold Akan Terus Melemah hingga Akhir tahun 2022 sampai tahun 2023. Benarkah ?

0
123

Sebagaimana kita ketahui bahwa The Fed bertekat untuk terus naikkan suku bunga secara agresif 25-75 bps sebanyak 3x dan The Fed masih berencana untuk menaikkan suku bunga sebanyak 3x lagi. Akibat hal ini, terlihat bahwa Dolar AS terus alami kenaikkan atas Gold. Setelah Gold sempat kembali naik tajam ke level 2070.23 akibat perang Ukraina-Rusia, mendekati rekor tahun 2020 di level 2074.93 akibat pandemi. Nah, rencana The Fed yang akan terus naikkan suku bunga ini di prediksi akan terus melemahkan Gold hingga akhir tahun 2020 bahkan sampai tahun 2023 menuju level 1775.00 hingga level 1682.00. Pelemahan ini malah bisa terus berlanjut ke fibo 161.8 di level 1439.00 jika sanggup menembus level 1680.00 selama kenaikkan suku bunga masih terus berlanjut. Kemungkinan koreksi naik sebatas level 1868.00-1918.00.

Pola pelemahan ini bisa terjadi karena kemungkinan akan mengulang pola yang sama seperti di tahun 2013 di bulan April ketika Siprus tiba-tiba mengumumkan akan menjual cadangan devisanya yang berupa Emas ketika Siprus mengalami krisis ekonomi. Setelah secara teknikal menembus level 1520.00 sebagai support kuatnya saat berita mengenai Siprus itu terjadi, maka akhirnya Gold anjlok tajam menuju fibo 161.8 ke level 1348.00 bahkan lebih menuju level 1181.00.

Prediksi ini bisa saja terjadi selama Amerika Serikat tidak mengalami krisis akibat kenaikkan suku bunga yang agresif untuk menanggulangi inflasi AS yang cukup tinggi hingga mencapai rekor barunya setelah 41 tahun sebesar 8.6%. Kenaikkan suku bunga yang agresif ini di khawatirkan akan melemahkan pertumbuhan ekonomi yang akan berakibat kepada timbulnya krisis ekonomi di Amerika Serikat. Jika akhirnya di tahun depan Amerika Serikat akhirnya mengalami krisis ekonomi yang berujung pada resesi, maka Gold bisa kembali mengalami kenaikkan kembali di Semester satu tahun 2023.