Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan AS berhasil “terhindar dari krisis” utang.
Dalam pidato pertamanya dari Ruang Oval di Gedung Putih, Jumat (2/6), Biden mengatakan pengesahan rancangan undang-undang (RUU) yang mempertahankan plafon utang dan menghindari bencana ekonomi.
Biden memanfaatkan kesempatan itu untuk mengimbau warga AS untuk menjembatani perbedaan.
Dia mencontohkan kompromi dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy yang diusung Partai Republik, menunjukkan hal itu bisa dilakukan.
“Betapa pun kerasnya politik kita, kita harus saling melihat satu-sama lain bukan sebagai musuh, tetapi sebagai sesama warga Amerika,” katanya.
Da juga meminta warga AS untuk “berhenti berteriak, turunkan suhu dan bekerja bersama untuk mencapai kemajuan.” Biden, yang diusung Partai Demokrat, mengatakan dia akan menandatangani RUU untuk disahkan menjadi undang-undang pada Sabtu (3/6).
Pengesahan itu akan menandai berakhirnya ketidakpastian yang berlangsung berbulan-bulan dan menghindari potensi gagal bayar utang yang pertama dalam sejarah AS yang diperkirakan bisa terjadi pada 5 Juni.
“Sangat penting untuk mencapai kesepakatan itu, dan berita yang sangat baik bagi rakyat Amerika.
Setiap orang tidak bisa mendapat semua yang mereka mau.
Namun, rakyat AS dapat apa yang mereka butuhkan,” kata Biden sambil duduk di meja kepresidenan bersejarah yang disebut “Resolute Desk” di kantor kepresidenan.
“Kita menghindari krisis ekonomi, ambruknya ekonomi,” katanya.
Setelah negosiasi yang menegangkan, Senat dan DPR AS meloloskan RUU yang mempertahankan plafon utang pemerintah pada level $31,4 triliun.
Biden mengatakan untuk menjaga kemajuan ekonomi AS, sangat penting untuk menjaga kepercayaan penuh dan kredit.
“Taruhannya tidak mungkin lebih tinggi lagi,” kata Biden.
Presiden AS, yang akan maju lagi dalam pemilihan presiden, mencatat RUU bipartisan lainnya yang sudah ditandatanganinya dan memuji McCarthy yang menjadi mitra utama dalam pembicaraan kenaikan plafon utang itu.
Para politisi Partai Republik menolak menaikkan plafon utang selama berbulan-bulan dan meminta Biden serta politisi Demokrat untuk memangkas pengeluaran untuk anggaran 2024.
Gedung Putih meminta kesepakatan plafon utang yang jelas sebelum memulai negosiasi.
Akhirnya Biden dan McCarthy berembuk di menit-menit terakhir untuk mencapai kesepakatan yang menahan plafon utang hingga Januari 2025 dan membatasi pengeluaran.
DPR AS yang dikuasai Partai Republik mengesahkan RUU itu dengan perbandingan suara 314-117.
Senat yang dikuasai oleh Partai Demokrat meloloskan RUU itu dengan perbandingan suara 63-36.
“Pemungutan suara akhir di kedua kamar sangat luar biasa,” kata Biden.
Lembaga pemeringkat utang, Fitch Ratings, mempertahankan peringkat “AAA” dengan pengawasan negatif (negative watch) untuk utang AS meski ada kesepakatan yang memungkinan Pemerintah AS memenuhi kewajibannya.
Pengawasan negatif artinya adanya situasi yang bisa mengakibatkan Fitch untuk menurunkan peringkat utang AS.
Biasanya, Presiden-presiden AS hanya berpidato dari Ruang Oval untuk peristiwa yang paling penting dan dramatis.
Misalnya, serangan teror 11 September 2001 atau meledaknya wahana antariksa, Challenger, pada 1986 Gedung Putih mengatakan Biden berpidato dari Ruang Oval karena gawatnya situasi jika plafon utang tidak dinaikkan.