JAVAFX – Gerak langkah dolar mulai menguat sejak Fed meeting pada perdagangan hari ini di mana terjadi potensi penguatan dari mata uang AS ini sepertinya memang mulai dimunculkan.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanannya kepada mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1360, GBPUSD ditutup melemah di level 1,3060, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7254 dan USDJPY ditutup menguat di level 114,01..
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1345, GBPUSD bergerak di level 1,3047, AUDUSD di level 0,7269 dan yen di level 113.90.
Nilai dolar AS sedikit memburuk pada perdagangan sebelumnya dimana pasar saham AS sejak beberapa hari telah berhasil pulih disertai dengan masih membaiknya data tenaga kerja terakhir yang jauh diatas perkiraan pasar, semakin meningkatkan keinginan kenaikan suku bunga Fed. Namun karena politik AS sedang menghadapi ketidakpastian, memberi peluang investor menghindar sejenak mengoleksi dolarnya.
Faktor perubahan suara mayoritas di parlemen, telah berhasil merubah keinginan koleksi dolar untuk dilepas sejenak. Namun Fed meeting berkata lain, dimana the Fed menyatakan bahwa kondisi ekonomi AS masih akan butuh kenaikan suku bunga kembali. Ini karena kondisi tenaga kerja yang solid dan inflasi yang tinggi, sehingga ekonomi cepat memanas. Kondisi ini butuh pendinginan, yaitu dengan cara menaikkan suku bunganya lagi.
Sebelumnya indeks dolar menjaga ritme positifnya selama ini di mana proses perang namun proses Brexit yang sudah memasuki babak akhir, akan menjadi titik masuk bagi pulihnya pound serta euro.
Keberhasilan PM May ini seakan membuka tabir kelabu pound selama ini, membuat dolar juga berhasil mengalami koreksinya terhadap euro. Euro sendiri sedang diujung tanduk dengan terkait masalah anggaran Italia. Anggaran Italia masih belum jelas masa depannya, membuat ketegangan baru di kawasan tersebut dimana tensi perpecahan antar negara telah membuat euro kurang begitu bertahan. Demokrasi persatuan euro kembali diuji dengan persoalan Yunani selain Italia yang pekan lalu, dimana faksi perpecahan penggunaan mata uang tunggal cukup riskan hasilnya dimana mudah pecah.
Sejauh ini dolar bisa bertahan karena ECB juga menyatakan bahwa kondisi ekonomi zona euro masih butuh stimulus.
Peluang yen untuk membalas koreksinya juga masih berat dilakukan, karena bank sentral Jepang masih menganut kebijakan ultra ringannya, sulit menandingi the Fed yang sudah 3 kali menaikkan suku bunganya di tahun ini.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi