Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak berencana mengubah perjalanannya ke Asia untuk mengikuti KTT G20 di India, yang dilanjutkan dengan lawatan ke Vietnam, meskipun Ibu Negara Jill Biden positif terjangkit COVID-19 pada Senin (4/9).
Berbicara dalam konferensi pers pada Selasa (5/9), juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan, dua hasil tes COVID-19 menunjukkan Biden tidak tertular dan tidak mengalami gejala apapun.
Jean-Pierre mengatakan “sesuai pedoman CDC dan praktik yang digunakan di masa lalu, Presiden akan mengenakan masker ketika berada di dalam ruangan dan di sekitar orang-orang, dan presiden akan melepas maskernya saat berada di luar ruangan.” Ibu Negara berencana untuk tetap berada di kediaman di Rehoboth Beach hingga akhir pekan ini dan telah mengatur guru pengganti bagi kelas-kelasnya di sebuah community college di Virginia.
Presiden dijadwalkan terbang ke New Delhi pada Kamis (7/9) untuk mengikuti KTT G20, dan akan kembali menjalani tes COVID-19 sebelum berangkat.
Ketika ditanya wartawan apakah Gedung Putih berencana menerapkan rencana darurat jika Biden kelak positif mengidap COVID-19, Jean-Pierre dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan sama-sama menepis hal itu.
“Belum ada perubahan atas jadwalnya.
Ini yang kami punya sekarang.
Ia [Biden.red] telah terbukti tidak mengidap COVID-19 tadi malam.
Hasil tes hari ini juga negatif.
Itu yang penting.
Ia tidak mengalami gejala apapun.
Jadi kami tidak ingin berhipotesis,” tegas Jean-Pierre.
Sullivan mengatakan pemerintah “telah memiliki pengalaman sejak masa-masa awal perebakan COVID-19 tentang bagaimana mengatasi situasi jika ada kasus COVID-19 dalam pertemuan tingkat tinggi.
Sebagaimana Anda tahu, kami telah bertemu dengan beragam pemimpin di beragam acara yang kami hadiri secara langsung, maupun virtual.” Tingkat rawat inap akibat COVID-19 di Amerika Serikat kembali meningkat, dari sekitar 6.000 pasien pada awal musim panas menjadi lebih dari 15.000 pasien pada tanggal 19 Agustus lalu, data terbaru yang tersedia saat ini.
Tetapi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) mengatakan tingkat rawat inap akibat COVID-19 di 96% wilayah AS tetap rendah.