Gedung Putih telah berulang kali mengkritik proposal yang diajukan China untuk mengakhiri perang di Ukraina.
“Apabila China ingin memainkan peran yang konstruktif dalam konflik ini, maka mereka harus menekan Rusia untuk menarik pasukannya dari Ukraina dan wilayah kedaulatan Ukraina,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut hangat Presiden China Xi Jinping di Kremlin pekan ini dalam kunjungan resminya selama tiga hari.
Pertemuan antara kedua pemimpin itu mencakup pembahasan proposal China soal penyelesaian politik di Ukraina.
“Saya rasa Anda tidak bisa melihat China bersikap tidak memihak dengan cara apa pun,” kata Kirby.
“Presiden Xi ingin terbang jauh-jauh ke Moskow, belum pernah berbicara kepada Presiden Zelenskyy, belum mengunjungi Ukraina, tidak tergerak untuk membantu tujuan Ukraina.” Baik Moskow maupun Beijing telah menuduh Washington mencoba mengisolasi mereka dan menahan perkembangan mereka saat mereka menentang AS untuk menjadi pemimpin kawasan dan dunia.
Bulan lalu, China menyerukan gencatan senjata dan perundingan damai.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dengan hat-hati menyambut keterlibatan Beijing, namun upaya tersebut tak membuahkan hasil.
Kirby juga menyambut baik kunjungan dadakan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida ke Kyiv pada Selasa (21/3).
“Itu merupakan contoh lain seberapa kuatnya Jepang berdiri bersama komunitas internasional lain dalam mendukung Ukraina,” ujarnya.
Kishida, yang akan memimpin KTT Kelompok Tujuh (G7) Mei nanti, menjadi negara anggota terakhir yang mengunjungi Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy, setelah memberikan penghormatan kepada mereka yang gugur di Bucha, kota yang menjadi simbol kekejaman Rusia terhadap warga sipil.