JAVAFX – Harga emas turun pada perdagangan di hari Jumat (05/07/2019), ke posisi lebih rendah. Dorongan penurunan dari data nonfarm payroll (NFP) AS yang naik lebih baik dari perkiraan pada bulan Juni.
Harga emas untuk kontrak bulan Agustus berakhir turun $ 20,80, atau 1,5%, menetap di $ 1,400.10 per ons, setelah menetap di $ 1,420,90 per ons pada bursa Comex, NYMEX, sebagai harga tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 14 Mei 2013. Perdagangan reguler ditutup pada hari libur Hari Kemerdekaan, di hari Kamis. Kerugian di hari Jumat ini mendorong emas untuk membukukan kerugian 1% untuk minggu ini, setelah kenaikan sepanjang dua minggu berturut-turut.
Departemen Tenaga Kerja AS menambahkan 224.000 pekerjaan baru pada bulan Juni, sebagaimana disampaikan pada hari Jumat (05/07/2019), jauh diatas perkiraan sebesar 170.000 sebagaimana disurvei oleh MarketWatch. Hasil ini juga mendorong Indek Dolar AS naik 0,6% pada 97,30. Hal ini dianggap pasar bisa mengurangi harapan untuk pemotongan suku bunga dan mengangkat indeks dolar ke level tertinggi selama lebih dari dua minggu ini.
Dengan data tersebut membuka pilihan pemangkasan suku bunga FED dibulan Juli ini bisa gagal atau minimal tertunda. Awalnya pasar merasa yakin bahwa akhir bulan ini The Fed akan memangkas suku bunga acuan sekitar 50 basis poin. Keyakinan ini menjadi sumber pendorong kenaikan harga emas akhir-akhir ini. Kini, harapan yang ada adalah terjadinya pergeseran pemangkasan suku bunga dibulan September.
Meski demikian, dalam jangka pendek harga emas masih menyimpan potensi kenaikannya. Ada kekhawatiran tentang dampak pertumbuhan ekonomi yang lambat di seluruh dunia, dan sengketa perdagangan yang mengguncang pasar antara AS dan China, telah menjadi pendorong utama untuk menarik minat investor pada aset surgawi, termasuk utang pemerintah dan logam mulia. The Federal Reserve mengutip sengketa perdagangan dan dampaknya terhadap ekonomi domestik sebagai alasan untuk mempertimbangkan menurunkan suku bunga.
Pada hari Jumat, hasil obligasi Jerman (bund) untuk tenor 10-tahun, berada di minus 0,362%, melayang di rekor terendah untuk patokan obligasi Eropa. Sebanding dengan imbal hasil Treasury AS yang naik pada 2,0384%. Imbal hasil surat utang pemerintah yang lebih rendah dapat menopang permintaan emas, yang tidak menawarkan hasil; sebaliknya, ketika tingkat utang naik, investor harus menilai manfaat tempat perlindungan seperti emas terhadap keamanan obligasi yang dirasakan.
Disisi lain, ada sentiment negatif yang berkontribusi terhadap pelemahan harga emas, laporan berita mengatakan India akan menaikkan bea impor atas emas sebesar 2,5% menjadi 12,5%. Hal itu dianggap bisa mengurangi permintaan emas India pada kuartal ini, dan sementara waktu dapat berdampak negatif terhadap harga emas.
Secara teknis, ketidakmampuan emas untuk menembus level resistensi utama di $ 1.455 menghasilkan aksi ambil untung dan aksi jual jangka pendek diperkirakan akan berlangsung hari ini. Setidaknya emas masih diperdagangkan di atas $ 1,378, yang merupakan level resistance sebelumnya. Hal ini memberikan pijakan dan keyakinan bahwa emas masih bisa melanjutkan tren bullish jangka pendeknya.
Secara fundamental, dengan latar belakang kondisi pasar keuangan dan geopolitik yang lebih luas akan mendukung emas dan koreksi jangka pendek ini sangat normal, karena emas perlu memulai tahap berikutnya untuk menjalani pasar bullishnya. (WK)