JAVAFX – Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC atau Fed) memangkas kisaran suku bunga dana federal saebesar 25 basis poin menjadi 1.50 – 1.75 persen pada pertemuan akhir Oktober 2019, karena banyak analis mengantisipasi.
Ketua Fed Jerome Powell menjelaskan dalam konferensi pers berikutnya bahwa penurunan suku bunga di masa depan tidak mungkin terjadi kecuali ekonomi berkinerja buruk dari pada yang diperkirakan Fed. Presiden Donald Trumo telah menekan Fed untuk menurunkan suku bunga secara dramatis dan mungkin tidak senang dengan keengganan Fed untuk berbuat lebih banyak. Tetapi mengingat data ekkonomi yang solid terus berlanjut, masuk akal bagi Fed untuk berhenti sejenak untuk saat ini.
Pertumbuhan PDB melambat sedikit menjadi 1.9 persen pada kuartal ketiga 2019, tetapi Ketua Fed, Powell mengindikasikan bahwa tingkat ini mendekati apa yang di harapkan. Selain itu, ia mencatat bahwa beberapa resiko terbesar terhadap prospek, ketegangan perdagangan AS dan China dan kemungkinan Brexit yang tidak ada kesepakatan tampaknya telah berkurang belakangan ini. Sementara inflasi yang diukur dengan indeks harga Personal Consumption Expenditure (PCE), tidak termasuk makanan dan energi (Core CPI) naik sedikit diatas target 2 persen menjadi 2,2 persen secara triwulanan. Powell menekankan pentingnya mengembalikan inflasi ke target 2 persennya secara berkelanjutan.
Setelah turbulensi di pasar repo pada bulan September, The Fed mengumumkan rencana untuk meningkatkan cadangan bank baik dengan membeli lebih banyak tagihan Treasury setidaknya melalui kuartal kedua 2020 dan dengan melakukan perjanjian pembelian kembali term dan semalam sampai Januari 2020. Pernyataan FOMC Oktober mengulangi komitmen tersebut tapi tidak melangkah lebih jauh.
Swendy